Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pasangan ganda putra Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, tak ingin pasrah walau masuk grup super sulit dan bak neraka di Olimpiade Paris 2024.
Hoki/Kobayashi menjadi salah satu penghuni grup tak biasa pada nomor ganda putra, di Grup D.
Nomor ganda putra ini memang jadi nomor yang ganjil sejak kontroversi kesalahan BWF yang menyebabkan adanya satu tambahan kontestan dari wakil tuan rumah, Lucas Corvee/Ronan Labar, hingga membuat jumlah peserta menjadi 17 pasangan.
Apesnya, Hoki/Kobayashi menjadi 'korban' grup tak beres itu yang beranggotakan lima kontestan.
Lebih mirisnya, Juara Dunia 2021 itu bersaing dengan lawan-lawan yang super ganas.
Ada juara bertahan Lee Yang/Wang Chi-Lin (Taiwan), unggulan dua Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (Denmark), Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi (China) dan satu peserta yang berpotensi bakal jadi wakil terlemah, yakni Vinson Chiu/Joshua Yuan (Amerika Serikat).
Grup D sejak awal sudah sangat ingin dihindari Hoki/Kobayashi saat menyaksikan undian yang digelar pada 15 Juli 2024 lalu.
Namun, hal yang ditakutkan justru benar-benar terjadi. Mereka pun awalnya bersikap pasrah.
"Saya menonton proses undiannya, dan saya langsung merasa tidak suka kalau ada di situ," kata Yugo Kobayashi dikutip BolaSport.com dari BadSpi.jp.
"Dan seperti yang sudah saya duga, malah di situlah saya berada di grup itu. Grup yang tak beres ini (karena 5 anggota sendiri)."
"Bahkan dengan begitu banyak pesaing kuat di dalamnya," lanjut Kobayashi.
Berada di Grup D mengartikan bahwa Hoki/Kobayashi harus bekerja keras ekstra karena akan menjalani empat laga melawan empat pasangan lain.
Mereka bakal bertanding lebih keras dibanding tiga grup lainnya, A, B, dan C yang cuma berisi empat pasangan.
Padahal, hanya dua pasangan terbaik setiap grup yang berhak melaju ke babak perempat final.
Artinya, Hoki/Kobayashi wajib menang sapu bersih atau setidaknya menang tiga kali atas lawan-lawan di grup mereka.
Kobayashi pun segera mengubah pola pikirnya dan berusaha mengambil hikmah dari hasil undian tersebut.
"Saya mengira ini seperti BWF World Tour Finals, tapi kemudian saya mengubah pikiran saya dan berpikir bahwa saya beruntung karena bisa memainkan begitu banyak pertandingan, melawan para pasangan yang kuat," kata Kobayashi.
"Laga pertama dan kedua akan sangat penting bagi kami. Jika kami berada di performa yang bagus di laga pertama, kami akan lebih mudah untuk melangkah."
"Mau menang atau kalah, yang penting adalah punya tekad untuk terus mencoba dan tidak menyerah," tandas pemain yang baru saja berusia 29 tahun pada 10 Juli lalu.
Sementara itu, Hoki berusaha untuk membangun kepercayaan diri lebih tinggi.
Pemain yang berposisi sebagai playmaker di depan net ini tak segan menegaskan bahwa dia dan Kobayashi masih optimistis untuk mengincar medali.
"Menurut saya pertandingannya akan sulit tapi juga menarik. Pertama-tama kami akan berusaha melakukan yang terbaik di babak penyisihan grup," kata Hoki.
"Kemudian jika berhasil melewati itu, tujuan kami adalah bisa meraih medali. Kami akan melakukan yang terbaik," tutupnya.