Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Ramadhan Sananta dianggap belum cukup baik oleh Milomir Seslija meskipun sudah mencetak tiga gol di Piala Presiden 2024.
Ramadhan Sananta harus siap dengan kritik jika ingin menjadi penyerang terbaik Indonesia.
Kali ini, kritik tersebut datang dari pelatihnya sendiri di Persis Solo, Milomir Seslija.
Persis Solo gagal ke babak final Piala Presiden 2024 setelah takluk dari Arema FC pada laga semifinal.
Singo Edan menang 2-0 meski berlaga di kandang lawan dan diteror suporter Stadion Manahan.
Salah satu alasan Persis gagal menang yaitu mandulnya Sananta pada babak pertama.
Ia membuang sejumlah peluang matang saat Arema tak mampu menyerang sama sekali.
Hal itu membuat Sananta gagal menambah gol di Piala Presiden 2024 yang sudah mencapai tiga.
Sebaliknya, Charles Lokolingoy yang mencetak brace bisa menyamai Sananta di puncak top scorer.
Pelatih Persis, Milomir Seslija, mengungkap kegagalan Sananta di atas di konferensi pers.
"Pada babak pertama, jika Sananta mengubah arah tubuhnya ke gawang, jika saja dia langsung ke gawang (mungkin akan gol)," ucap Milo.
"Anak muda ini harus belajar, dia mencoba peluang itu."
Momen yang dimaksud Milo kemungkinan besar adalah saat Sananta menerima cutback dari sayap kanan pada babak pertama.
Alih-alih mengontrol bola untuk menghadap gawang, ia memilih umpan tap in kepada temannya di luar kotak.
Milo melanjutkan kritiknya dengan mengungkap kebiasaan buruk pesepak bola Indonesia.
"Masalah terbesarnya adalah kebiasaan buruk. Kita memiliki beberapa kebiasaan buruk," terang Milo.
"Tetapi inilah Indonesia, dan mereka masih berjuang dengan hal-hal dasar dalam kariernya."
"Para pemain berpikir latihan tidak terlalu penting."
Baca Juga: Kesulitan Cetak Gol di ASEAN Cup U-19 2024, Arkhan Kaka: Belum Rejeki
"Tidak ada sistem evaluasi yang benar pada mereka sejak usia muda. Mereka melewati hal tersebut saat anda datang ke sini (ke tim senior), tetapi inilah keadaanya."
Sananta baru berusia 21 tahun dan masih punya banyak ruang untuk pengembangan diri.
Sudah dua musim ia menjadi penyerang tajam di Liga 1, dan kini diharapkan terus gacor pada musim ketiga.
Jika ia mampu konsisten di Liga 1, otomatis Shin Tae-yong akan memakainya di timnas Indonesia.