Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Erick Thohir: Piala Presiden Sulit Jadi Turnamen Pendamping Liga 1, Pemain Bukan Robot

By Mochamad Hary Prasetya - Senin, 5 Agustus 2024 | 19:15 WIB
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, bersama panitia Piala Presiden 2024 di Stadion Manahan, Solo, Minggu (4/8/2024) (MOCHAMAD HARRY PRASETYA/BOLASPORT)

BOLASPORT.COM - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengatakan bahwa Piala Presiden sulit untuk menjadi turnamen pendamping Liga 1.

Erick Thohir menyebutkan sudah banyak agenda pada yang harus dijalani pesepakbola Indonesia.

Piala Presiden menjadi turnamen pramusim yang selalu digelar setiap tahun sebelum Liga 1 dimulai.

Turnamen itu sudah digelar sejak 2015  dan baru enam kali bergulir dengan juaranya Arema FC empat kali, Persija Jakarta satu kali, dan Persib Bandung satu kali.

Banyak yang menyarankan agar Piala Presiden bisa digelar sebagai pendamping Liga 1.

Terlebih, Piala Indonesia sudah lama tidak digelar sejak 2019.

Jika melihat dari negara-negara tetangga di Asia Tengga, kompetisi di sana tidak hanya digelar satu kali saja setiap musim.

Baca Juga: Punya Turmamen Sendiri, Malaysia Pede Salip Ranking FIFA Timnas Indonesia

Contohnya di Malaysia, dimana ada Liga Super Malaysia dan Piala Malaysia.

Kata Erick Thohir di Indonesia sulit menggelar dua kompetisi dalam waktu bersamaan.

Hal itu dikarenakan banyaknya agenda pada yang diikuti klub-klub Liga 1 di level Asia.

"Problemnya kami adalah mengatur kalender yang sulit."

"Sekarang AFC baru saja melahirkan liga berjenjang, seperti Eropa dan itu sangat padat."

"Belum lagi Asia Tenggara ada turnamen antarklub. Ada lagi FIFA matchday. Pemain istirahatnya kapan? Pemain bukan robot," ujar Erick Thohir.

Kata Erick Thohir, dalam waktu satu tahun para pemain mempunyai tingkat kelelahan yang tinggi.

Baca Juga: Ritual Ragnar Oratmangoen Sebelum Masuk Lapangan Saat Bela Timnas Indonesia

Ia takut para pemain itu mengalami cedera apabila dipaksa bermain saat lelah.

"Kalau kita kaya Spanyol, sepert tim Spanyol di turnamen Eropa dan olimpiade beda."

"Talenta full Indonesia belum sebanyak Spanyol," kata Erick Thohir.

Menteri BUM itu juga kembali mengungkit soal minimnya jumlah pesepakbola di Indonesia yang dia nilai belum cukup.

Menurutnya, jika pemain terlalu banyak bermain, ia khawatir mereka akan cedera.

"Contoh pemain Indra Sjafri di timnas U-19 Indonesia, jika Dony Tri Pamungkas cedera, apa pengganti Dony ada tiga orang lagi? Belum ada," tutur Erick Thohir.

"Sama dengan coach Nova Arianto di timnas U-16 Indonesia."

Baca Juga: Hasil Bulu Tangkis Olimpiade Paris 2024 - Disaksikan Lin Dan, An Se-young Gagalkan Tunggal Putri China Pertahankan Emas

"Dan Timnas senior kita pun baru hari ini ada 2 x 11 pemain."

"Kita perlu 150 pemain, baik di senior, U-23, junior. Total harus ada 150."

"Jadi kalau terlalu banyak kalender, pemain cedera kita tidak punya pengganti," imbuhnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P