Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Kekalahan Shi Yu Qi di Olimpiade Paris 2024 sebelum babak perebutan medali membuat nomor tunggal putra China terpuruk untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir.
Masih ada yang tidak menyangka, tunggal putra ranking satu dunia sekaligus unggulan teratas, Shi Yu Qi, pulang dengan tangan hampa dari Olimpiade Paris 2024.
Tren tak terkalahkan yang mengesankan sejak bulan Mei dari meraih trofi Thomas Cup 2024 sampai dua kali juara beruntun di Singapore Open dan Indonesia Open 2024 sempat membuat Shi digadang-gadang jadi favorit juara di panggung akbar empat tahunan tersebut.
Belum lagi raihan gelar juara bergengsi dia tahun ini, Malaysia Open dan French Open 2024 juga melengkapi kedigdayaannya sebagai tunggal putra yang patut jadi ancaman besar sang juara bertahan Olimpiade, Viktor Axelsen.
Namun, segala ekspektasi publik khususnya publik China sendiri, musnah sektika setelah penampilan inferior Shi pada babak perempat final.
Pada fase gugur itu, peraih medali perak Kejuaraan Dunia 2018 itu justru keok saat melawan Kunlavut Vitidsarn (Thailand).
Bahkan, Shi harus rela menerima kekalahan cukup telak, 12-21, 10-21 dalam durasi 45 menit.
Kekalahan yang benar-benar tak terduga untuk permainan Shi yang sebelumnya selalu terlihat mengigit dan ganas bagi siapa saja lawannya.
Setelah kekalahan itu, Shi Yu Qi hanya bisa mengucap maaf.
Tanpa beralasan apapun, sang penantang utama perebutan medali emas yang harus pulang lebih dini itu mengakui kekalahannya.
"Lawan saya bermain sangat baik dan pada dasarnya saya yang didikte oleh lawan yang mana itu membuat saya tidak nyaman," ungkap Shi Yu Qi dikutip BolaSport.com dari Aiyuke.
"Meskipun saya tertinggal jauh, sebenarnya saya masih berusaha mencari cara untuk mengejar ketertinggalan. Namun, lebih sulit kalau keadaan sudah tertinggal."
"Saya telah berlatih keras mempersiapkan Olimpiade ini. Sekarang apa yang harus saya lakukan? Ya sudah terima saja," tandasnya.
Kegagalan di Paris ini membuat Shi mengulang kembali kegagalan dia saat debut di Olimpiade Tokyo 2020.
Saat itu, Shi juga kalah di babak delapan besar setelah tumbang dari Axelsen.
Namun, kekalahan Shi kali ini lebih berdampak bagi martabat bulu tangkis China, khususnya di nomor tunggal putra.
Sebab, dia menjadi harapan terakhir untuk meraih medali setelah kompatriotnya Li Shi Feng malah gugur lebih dulu. Peraih emas Asian Games 2022 dan Juara All England Open 2022 itu kalah di babak 16 besar dari Loh Kean Yew (Singapura).
Akibat torehan kegagalan mereka, untuk pertama kalinya China harus menderita keterpurukan prestasi tunggal putra di ajang Olimpiade dalam 20 tahun terakhir.
Sebelumnya, sejak Olimpiade 2008 sampai Tokyo 2020, nomor tunggal putra China setidaknya selalu berhasil membawa pulang medali, apapun warnanya.
Pada Olimpiade Beijing 2008, China bawa satu emas dan satu perunggu dari Lin Dan dan Chen Jin.
Kemudian di Olimpiade London 2012, mereka juga membawa dua keping yang sama tetapi berbeda kontestan, satu emas dari Lin Dan dan satu perunggu dari Chen Long.
Adapun pada Rio 2016 dan Tokyo 2020, tunggal putra China masih diselamatkan oleh Chen Long dengan raihan satu emas dan satu perak.