Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, berharap pemain timnas Indonesia bisa lebih paham "Laws of the Games".
Timnas Indonesia akan mulai sibuk berlaga di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Persiapan tim tentu jadi fokus utama Shin Tae-yong dalam perjuangan memberikan hasil yang terbaik dalam ajang tersebut.
Salah satu yang jadi perhatian adalah sikap pemain dalam menerima keputusan wasit.
Dalam beberapa laga terakhir terlihat pemain cukup agresif dalam melakukan protes kepada keputusan wasit yang bisa jadi lebih merugikan tim.
Dengan digelar Liga 1 2024/2024, aspek pemahaman aturan pertandingan dihadapkan bisa terus meningkat.
Baca Juga: Gerak Cepat Pasca Opreasi, Shin Tae-yong Sudah Lama Siapkan Pelatih Striker Timnas Indonesia
Erick Thohir menjelaskan, saat ini PSSI akan fokus pada pembenahan kompetisi.
Termasuk bagaimana pemain bisa menahan diri dan mengambil sikap yang berpeluang semakin merugikan tim.
Mereka harus sadar bahwa protes yang berlebihan justru bisa semakin merugikan.
Musim depan semua pemain harus bisa paham bahwa hanya kapten yang bisa bicara dengan wasit.
"Kita juga terus dorong edukasi mengenai Law of the Games."
"Jadi manajer pelatih mengerti ya aturan main bahkan kemarin sudah sosialisasi ya."
"Bahwa sesuai dengan aturan FIFA bukan aturan Erick Thohir ya ada suratnya bahwa protes pemain itu hanya kapten sekarang di lapangan kepada wasit," kata Erick Thohir.
Baca Juga: Erick Thohir Minta Klub Liga 1 Wajib Mainkan Pemain Timnas Indonesia, Jangan Semua Pemain Asing
Wasit diminta lebih tegas dalam memberikan keputusan.
Edukasi ini harus terus ditegakkan agar pemain bisa lebih bijak saat berada di lapangan.
"Jadi kalau yang rame-rame bertujuh kartu kuning semua."
"Tolong wasit berani kalau protes lagi kartu merah jadi tim yang satunya pasti menang ya," tegasnya.
Baca Juga: Erick Thohir Jamin Drama Pemanggilan ke Timnas Indonesia Tidak Lagi Terjadi di Musim Depan
Kesempatan ini juga akan berpengaruh besar pada pemain timnas Indonesia.
Tujuannya agar mereka bisa mengambil keputusan tepat dan tidak menunjukkan permainan berlebihan.
Nantinya saat semua terbiasa, skuad Garuda bisa lebih nyaman saat bermain di ajang internasional.
"Dan kontribusi pemain Indonesia di tim nasional hanya bisa main 30 menit karena kebanyakan berhenti dan juga tidak bagus ketika mereka tidak mengerti pelanggarannya."
"Ketika bermain di internasional mereka melakukan pelanggaran yang sama akhirnya merugikan."
"Nah ini yang kita benahi semua, bahkan sudah ada kesepakatan 3 tahun kalender, ya antara timnas dan Liga," tutup Erick.