Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan, dan rival utamanya dari China, Li Fa Bin, menghadapi tantangan yang sama jelang bertanding di Olimpiade Paris 2024.
Eko Yuli Irawan dan Li Fa Bin menjadi dua atlet yang difavoritkan untuk merengkuh medali dari nomor 61 kg putra di event angkat besi Olimpiade Paris 2024.
Keduanya selama ini selalu mengisi dua posisi teratas dalam berbagai kompetisi, baik Kejuaraan Dunia maupun Olimpiade Tokyo 2020 tiga tahun yang lalu.
Sejauh ini Eko selalu kalah dari Li Fa Bin sejak kejayaan terakhirnya di Kejuaraan Dunia 2018 untuk kelas yang sama.
Di Tokyo 2020, Eko harus rela merebut medali perak setelah upayanya untuk menggungguli beban Li tidak berhasil, baik di angkatan snatch ataupun clean and jerk.
Persaingan antara Eko dan Li makin menarik karena kendala yang sama. Keduanya ternyata kompak berjibaku di tengah cedera lutut yang melanda.
Mengutip Kompas.id, Eko mengalami cedera lutut sejak sebelum mentas di SEA Games Kamboja 2023 di mana dia masih bisa menggondol emas.
Pemulihan cedera tidak bisa dijalani pemenang empat medali Olimpiade itu karena agenda yang padat gegara ditundanya Asian Games Hangzhou 2022 ke tahun lalu.
Alih-alih membaik, cedera Eko makin parah. Tadinya hanya lutut kanan, lifter berumur 35 tahun tersebut merasakan nyeri di lutut kiri karena terus-terusan menahan beban.
Alhasil, dalam partisipasi di Piala Dunia IWF 2024 di Thailand pada April lalu, Eko memilih untuk tidak menyelesaikan penampilannya begitu tiket lolos ke Paris 2024 diamankan.
Untungnya, pemulihan berjalan lancar menjelang hajatan utama meski Eko dan tim dokter angkat besi mesti memutar otak untuk menyeimbangkan kebugaran dengan target angkatan.
"Memang berat, tapi saya bilang, kita lihat saja nanti hari-H, apa yang bisa saya lakukan untuk mengubah peluang kecil itu menjadi kepingan medali," kata Eko.
Li Fa Bin juga senasib. Dia mengalami memar di kedua lututnya sehingga rasa nyeri segera datang begitu dia mencoba mengangkat barbel jelang siklus Olimpiade Paris.
Kepada media China, The Paper, juara bertahan Olimpiade itu memutuskan untuk rehat setelah Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022 di mana dia mengalahkan Eko untuk emas.
Namun, dengan beristirahat, Li malah merasa tubuhnya melemah. Dia memilih untuk melawan rasa sakitnya dan menjadi terbiasa karenanya.
"Saya harus berterima kasih dengan angkat besi," canda atlet berusia 31 tahun itu.
"Itu karena latihan kekuatan bisa membantu saya untuk merawat perlindungan pada ototnya dan rasa sakitnya telah sedikit berkurang," imbuhnya.
Li Fa Bin dan Eko Yuli tidak akan bersaing berdua. Penantang baru hadir dalam diri atlet muda asal Amerika Serikat yaitu Hampton Morris.
Morris membuat kejutan saat mengalahkan Li Fa Bin untuk merebut medali emas di angkatan clean and jerk pada Piala Dunia IWF 2024.
Morris mencetak rekor dunia clean and jerk yang baru di kelas 61kg dengan 176kg.
Atlet yang baru berusia 20 tahun tersebut mengungguli rekor tertinggi sebelumnya yang dicetak Li Fabin (175kg) pada Kejuaraan Dunia 2022.
"Kekalahan di clean and jerk saat Piala Dunia membangunkan saya. Di pertandingan berikutnya, saya harus menang," demikian tekad Li yang lebih pede dengan teknik snatch.
Sementara catatan terbaik Eko untuk teknik mengangkat barbel dengan dua tahap ini adalah 174 kg di Kejuaraan Dunia 2018. Itu rekor dunia pada masanya.
Eko berulang kali mencoba mengangkat beban 175kg dengan clean and jerk dalam pertandingan kelas 61kg tetapi selalu gagal.
Cedera lutut juga memengaruhi Eko dalam mencapai target beban. Meski demikian, menyerah duluan tidak ada dalam kamusnya.
"Peluang 1 persen bisa jadi 100 persen," katanya dengan percaya diri.
Lomba angkat besi nomor 61kg putra di Olimpiade Paris 2024 akan diselenggarakan di South Paris Arena 6, Paris, Prancis.
Pertandingan akan dimulai pada pukul 20.00 WIB. Siaran langsung akan tersedia melalui live streaming di Vidio.