Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Valentino Rossi akhirnya buka suara soal keputusan Ducati untuk merekrut Marc Marquez ke tim pabrikan mereka pada MotoGP musim depan.
Ducati masih dikritik karena memilih Marc Marquez sebagai pembalap anyar mereka untuk dua musim mendatang.
Kemenangan Enea Bastianini dan bertenggernya Jorge Martin ke puncak klasemen pada balapan MotoGP Inggris akhir pekan lalu menjadi tamparan keras kepada pabrikan Borgo Panigale.
Sebab, keduanya menjadi tumbal kedatangan Marquez.
Bastianini akan pindah dari Ducati ke tim 'pabrikan bayangan' KTM Tech3 sedangkan Martin hijrah ke Aprilia setelah batal dipromosikan ke skuad utama Si Merah.
"Sejujurnya saya tidak benar-benar memahaminya," ucap Rossi dalam wawancara dengan media Prancis, L'Equipe, dilansir via Corsedimoto.com.
"Semuanya terlihat sudah siap untuk kedatangan Jorge Martin di tim pabrikan," imbuh pembalap berjuluk The Doctor itu.
Pasukan Akademi Pembalap VR46 yang dinaungi Valentino Rossi ikut terkena getahnya.
Baca Juga: Bos Ducati Disarankan Liburan Panjang, Adik Marc Marquez Sebut Paket Motor Ducati Tak Seimbang
Francesco Bagnaia mendapat 'tamu yang tidak diundang' ke samping garasinya setelah dua tahun terakhir menghadirkan gelar juara bagi Ducati dan menuju hattrick juara.
Menurut Rossi, Bagnaia tidak perlu diadu secara langsung dengan musuh bebuyutannya tersebut untuk membuktikan status nomor satu.
Di tengah dominasi Ducati, Bagnaia masih bisa menunjukkan sinarnya.
Musim ini Nuvola Rossa mampu merangkai empat kemenangan beruntun. Sayangnya, hasil gagal finis di sprint GP Inggris turut membuatnya tergusur dari puncak klasemen sementara.
"Dia mengejutkan saya karena melakukan hal-hal luar biasa, tetapi saya mengenal Pecco (Bagnaia) dengan baik di sisi lain," ucap Rossi.
"Saya selalu percaya dia bisa berkembang hingga level ini. Saya tidak pernah meragukan kemampuannya."
Langkah Ducati untuk menggaet Marquez juga mengkhianati proyek mereka dengan pembalap-pembalap muda dengan perjenjangan ke tim pabrikan.
Bastianini dan Martin adalah contohnya. Ditarik secara berbarengan dari kelas Moto2 pada 2021, keduanya bersaing sengit untuk satu kursi di tim pabrikan. Sayangnya, hasilnya sia-sia.
Sementara dari tim VR46 yang notabene tim satelit Ducati, setelah kesuksesan Bagnaia promosi ke tim pabrikan, harapan juga datang kepada Marco Bezzecchi.
Bezzecchi musim lalu menjadi penantang gelar. Sayangnya, adaptasi dengan motor musim ini yang tidak mudah membuatnya tertutupi radar.
"Ducati telah mengatur sistem yang menarik, sebuah piramida yang memungkinkan pembalap muda untuk berproses, bermimpi suatu hari bisa bergabung dengan tim pabrikan," ucap Rossi.
"Itulah yang Martin dan Bezzecchi dulu harapkan, tetapi mereka malah memutuskan untuk menaruh Marc di dalam tim."
Kontrak dua tahun yang diteken Marquez dan Bagnaia membuat jalan Bezzecchi ke tim utama tertutup hingga akhir 2026.
Bezzecchi lantas menyusul Martin dengan bergabung ke Aprilia.
Alhasil, musim depan Ducati akan menghadapi tiga mantan sekutu yang mengusung misi balas dendam dengan pabrikan lainya.
Menurut Rossi, situasi demikian tidak terelakkan.
"Wajar apabila pembalap para pembalap muda, yang sudah loyal dengan pabrikan itu selama bertahun-tahun, merasa terkhianati," tutupnya.
Bagaimana soal Marquez?
"Saya punya opini yang jelas tentang karakternya."
"Saya tidak akan pernah mengubanya," kata Rossi yang masih menyimpan dendam gegara perseteruan yang berujung dengan Sepang Clash pada 2015.