Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Takuro Hoki/Yugo Kobayashi membongkar kelemahan terbesar permainan ganda putra Jepang sampai masih susah temukan ramuan mujarab seperti Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.
Kompetisi BWF World Tour akan kembali menyapa setelah Olimpiade Paris 2024, di mana Japan Open 2024 akan jadi turnamen terdekat yang bergulir.
Turnamen dengan taraf Super 750 dan berhadiah total 13.5 miliar rupiah itu akan digelar pada 20-25 Agustus 2024, pekan depan.
Sedikit berbeda dari edisi-edisi sebelumnya yang sering mentas di Tokyo, kali ini Japan Open 2024 akan melawat ke kota Yokohama, Prefektur Kanagawa, Jepang.
Baca Juga: Rombakan Besar Ganda Putri China, Juara Olimpiade Paris 2024 Dipecah di 2 Turnamen BWF Ini
Dengan atmosfer kompetisi yang lebih segar, ini akan jadi pengalaman baru bagi para kontestan. Terutama yang baru saja pulang dari Paris.
Tidak terkecuali wakil tuan rumah, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.
Mereka adalah pasangan ganda putra terbaik Jepang saat ini.
Meski mengaku lelah, Hoki/Kobayashi tentu tidak bisa melewatkan begitu saja kesempatan unuk gigi di hadapan publik sendiri.
Setidaknya, tampil maksimal di turnamen kandang bisa jadi obat setelah kekecewaan yang mereka alami di fase grup Olimpiade Paris 2024.
Hoki/Kobayashi sebelumnya terjebak dalam grup neraka ganda putra yang berisi 5 pasangan dengan persaingan super gila.
"Saya sudah berlaga sangat intens di Olimpiade, jadi rasanya tidak mungkin kalau mau berharap pulih dengan cepat," kata Takuro Hoki dikutip BolaSport.com dari BadSpi.jp.
"Namun, karena ini adalah turnamen yang akan diadakan di Jepang, tentu saya ingin mempersiapkan diri sebaik mungkin dan mengikuti Japan Open 2024 dengan tujuan untuk benar-benar menikmati pertandingan bulu tangkis," tandasnya.
Hoki/Kobayashi yang pernah merengkuh Juara Dunia 2021 itu, belakangan ini tampil meredup. Mereka belum juara lagi sejak terakhir naik podium tertinggi pada Singapore Open 2023.
Permainan dan serangan mereka sebenarnya tidak menurun, hanya saja terlalu minim variasi dan lemah di pertahanan.
Padahal, kombinasi Hoki/Kobayashi bisa cukup berbahaya kalau mereka sedang mode ganas. Terlebih, Kobayashi merupakan pemain kidal.
Terakhir kali Jepang punya ganda putra dengan berbeda pegangan raket adalah ketika masih punya Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe. Duet pasangan senior-junior ini pernah nangkring di peringkat tiga dunia dan menjadi salah satu pasangan terdefensif tapi variatif yang pernah ada dalam dua siklus Olimpiade terakhir.
Endo/Watanabe juga merupakan musuh paling susah yang pernah dtemui oleh mantan ganda putra nomor satu dunia kebanggaan Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Rekor pertemuannya sangat jomplang, menang tujuh kali dalam sembilan perjumpaan lawan Minions. Marcus/Kevin merasakan betul betapa susahnya menembus pertahanan Endo/Watanabe kala itu, di serang di titik manapun, shuttlecock selalu tetap berhasil mereka kembalikan.
Hoki/Kobayashi menganalisis penyebab Jepang masih sulit menemukan duet seperti Endo/Watanabe lagi. Semuanya lebih ke pada tipikal pemain Jepang yang memang cenderung defensif, tidak punya daya ledakan smes yang besar dan kalah pengalaman variasi.
"Kami pemain Jepang tidak memiliki smes atau kekuatan yang luar biasa (dari sudut pandang orang Jepang sendiri), jadi seperti masih di bawah standar jika dibandingkan dengan para ganda putra pemenang," ungkap Hoki.
"Saya pikir kami kurang di aspek itu. Selebihnya, kami berusaha bermain dengan kerja keras," tandasnya.
Kobayashi menyahut, "Sepertinya tidak akan ada pemain seperti (Yuta) Watanabe lagi yang bisa bermain lincah di depan. Atau seperti Endo yang punya variasi pukulan dan kekuatan serangan."
"Pun demikian dengan (Keigo) Sonoda atau Takeshi (Kamura) yang unggul di kecepatan," kata Kobayashi sembari merefleksikan hasil Olimpiade Paris 2024.
"Melihat Wang Chi-LIn/Lee Yang (Taiwan) yang kembali meraih medali emas, menurut saya kami perlu gaya bermain yang eksplosif saat ini. Meski bukan tidak mungkin Jepang bisa punya ganda putra seperti itu, tapi menurut saya memang akan sulit (menemukan kombinasinya)," ucap dia.
Baca Juga: Menyambut Kombinasi Duet Ganda Indonesia Baru di 3 Turnamen BWF World Tour Bulan Agustus 2024