Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Ganda putri China seakan tak kehabisan atlet berbakat yang terus berhasil menghadirkan para juara.
Kampiun Kejuaraan Dunia Junior 2022, Liu Sheng Shu menjadi regenerasi menjanjikan ganda putri China.
Atlet yang baru berusia 20 tahun itu bahkan sudah berhasil meraih medali perak bersama partnernya, Tan Ning pada debutnya di Olimpiade Paris 2024.
Liu sebenarnya pertama kali dipasangkan dengan Tan Ning pada akhir 2022 dengan merebut gelar juara Malaysia International Series.
Namun, keduanya sempat berpisah pada awal 2023. Liu sempat dipasangkan bersama Zhang Shu Xian dan sukses meraih gelar juara Indonesia Masters 2023.
Duet Liu/Zhang hanya pada dua turnamen saja usai pasangan Liu/Tan dipermanenkan sejak Kejuaraan Beregu Asia 2023.
Pada tahun 2023, Liu/Tan berhasil meraih empat gelar juara pada Spain Masters (Super 300), US Open (Super 300), Arctic Open (Super 500), dan French Open (Super 750).
Baca Juga: Susahnya Sekeping Emas, Pembelaan Lee Chong Wei Usai Malaysia Gagal Lagi pada Olimpiade Paris 2024
Tahun ini menjadi puncak bagi Liu/Tan saat berhasil meraih gelar juara BWF World Tour Super 1000 Malaysia Open hingga menjadi ganda putri peringkat tiga dunia.
Liu bahkan untuk kedua kalinya berhasil menjadi kampiun di Istora pada Indoensia Masters dengan partner yang berbeda.
Liu/Tan dinilai memiliki permainan di lini depan yang sangat baik.
Hal itu diakui oleh lawan yang dikalahkan Liu/Tan pada babak semifinal Olimpiade Paris 2024 yakni Nami Matsuyama/Chiharu Shida dari Jepang.
Matsuyama/Shida ditumbangkan dua gim langsung dengan skor 16-21, 19-21.
"Pada semifinal (Liu Sheng Shu/Tan Ning), lawan yang sangat bagus dan kami harus melakukan yang terbaik untuk mengimbangi," kata Matsuyama.
"Kami pikir kami sudah tampil dengan hasil akhir yang bagus, tetapi saya bertanya-tanya apakah masih ada yang bisa kami lakukan."
"Itu adalah pertandingan yang membuat saya berpikir bahwa kami seharusnya berlatih lebih banyak lagi untuk melakukan penghentian di lini depan,"
"Itu adalah pertandingan yang membuat saya merasa bahwa ada pemain-pemain yang lebih baik di sana (lini depan)," ujar Matsuyama.
Ganda putri Jepang itu memang mengalami penurunan dalam kurun satu tahun terakhir karena cedera.
Penampilan terbaik Matsuyama/Shida terjadi pada 2022 saat dua kali meraih gelar juara Super 1000 yakni All England Open dan Indonesia Open.
Shida mengakui banyak merasakan tekanan ketika tampil pada turnamen bergengsi meski akhirnya mampu mengamankan medali perunggu pada Olimpiade Paris 2024.
"Sampai sekarang, ketika datang ke turnamen besar, saya memiliki banyak pengalaman frustasi dimana saya merasa tertekan dan terlalu banyak berpikir, menjadi kaku dan kalah," ujar Shida.
"Hingga akhirnya tidak bisa memberikan kekuatan penuh saya. Namun kali ini, kami memberikan segalanya," ujarnya.
Baca Juga: Rombakan Besar Ganda Putri China, Juara Olimpiade Paris 2024 Dipecah di 2 Turnamen BWF Ini