Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Jelang MotoGP Austria 2024, Marc Marquez masih tidak lepas dari pertanyaan seputar keputusannya menerima pinangan ke pabrikan Ducati untuk musim depan.
Juara Dunia delapan kali itu akan memulai destinasi baru di paddock Ducati Lenovo pada MotoGP 2025 dengan menjadi rekan satu tim Francesco Bagnaia.
Marquez menerima pinangan Si Merah Borgo Panigale setelah Ducati mencoret nama Jorge Martin dari opsi kandidat pertama mereka.
Sebelumnya, pembalap 31 tahun itu sempat berujar bahwa ia mau di tim mana saja asalkan dibekali motor pabrikan.
Rumor Marquez ke Pramac sempat mencuat sebelum pada akhirnya dielak dia sendiri dengan mengatakan "Pramac tidak masuk opsi saya."
Baca Juga: Duet Bagnaia-Marquez Bakal Jadi Bencana, Murid Valentino Rossi Yakin 2 Pembalap Bisa Kalahkan Ego
Dalam konferensi pers jelang MotoGP Austria 2024, Kamis (15/8/2024) malam waktu setempat, pembalap berjuluk Si Semut dari Cervera itu pun dilontari pertanyaan seputar keputusannya untuk pindah dari Gresini.
Apakah Marquez mungkin akan mau pindah ke VR46 Racing Team jika tahu lebih awal bahwa tim milik Valentino Rossi itu akan jadi tim satelit utama Ducati?
Sebagai informasi, VR46 akan dipasok satu motor pabrikan Desmosedici GP terbaru untuk dua musim ke depan.
Tim tersebut menggantikan spot milik Pramac yang pindah jadi tim satelit Yamaha.
Lalu, maukah Marquez pindah ke VR46 andaikan Martin sudah teken kontrak dengan Ducati Lenovo?
Mungkinkah itu akan jadi opsi perdamaian antara Si Alien dengan The Doctor?
Marquez seakan tahu pertanyaan menjebak tersebut dan berusaha menjawabnya dengan setenang mungkin tanpa menimbulkan kontroversl.
"Pilihan saya adalah tim pabrikan atau (bertahan) di Gresini," ucap Marquez sambil terseyum, dikutip BolaSport.com dari Paddock-GP.
"Maksud saya, saya tidak akan mengubah pendirian saya dari awal, saya sudah mengatakannya saat itu."
"Kalau pindah dari tim satelit ke satelit lainnya opsi saya hanya tetap di Gresini. Bagi saya, level tim Gresini sangat dekat dengan tim pabrikan dan itu adalah cara terbaik untuk memiliki motor pabrikan."
"Sayangnya, saya tidak punya pilihan itu (Gresini tidak bisa jadi tim satelit utama)."
"Tapi pada akhirnya saya punya peluang lain yaitu masuk ke tim utama, jadi inilah (keputusan) yang terbaik," ujarnya.
Pertanyaan tersebut memang akan terus dikaitkan dengan Marquez mengingat riwayat perseteruannya dengan Rossi sampai saat ini belum ada kata damai yang gamblang.
Sejak insiden Sepang Clash 2015, mereka menjalani perang dingin.
Namun, ketika Marquez memutuskan keluar dari Repsol Honda dan masuk ke skuad Ducati asal Italia, dia mulai lebih dekat dengan para murid Rossi.
Bahkan musim depan akan berduet dengan Bagnaia yang sesekali ditengok Rossi di paddock Ducati.
Soal rivalitas dengan Bagnaia, Marquez pun menantikannya. Dia tidak memungkiri bahwa murid musuh bebuyutannya itu sekarang adalah pembalap terbaik dan akan jadi referensi dia di musim depan.
"Kami harus melihatnya tahun depan ketika musim dimulai. Ini bisa jadi bencana jika kami mulai saling berteriak atau bertengkar," kata Marquez.
"Namun saya pikir kami berdua sangat cerdas dan dia akan beradaptasi dengan sempurna."
"Bagi saya ini akan jadi pengalaman baru karena biasanya saat di Repsol Honda saya yang posisinya lebih dulu di sana. Kemudian datanglah Jorge Lorenzo, Joan Mir, mereka adalah para juara dunia juga. Tetapi, situasinya saat itu sayalah yang lebih mengenal motornya."
"Sekarang akan jadi pengalaman baru bagi saya, Pecco akan jadi referensi di Ducati. Dia nomor satu di fairing, dia super cepat dan saya perlu belajar banyak darinya."
"Bagaimana dia melakukannya? Bagaimana cara berkendaranya? Tentu saja sekarang saya punya datanya. Namun di dalam paddock pasti akan terasa berbeda atmosfernya, saya berharap kami bisa saling membantu."
"Karena pada akhirnya jika dia kompetitif dan saya juga bisa kompetitif, itu akan sangat membantu tim untuk meningkatkan level kami," ucapnya.