Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, berbicara soal perubahan pasangan yang akan dimulai sejak Japan Open 2024, 20-25 Agustus.
Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin akan dicoba pada tiga turnamen yakni Japan Open 2024, Korea Open 2024, dan Hong Kong Open 2024.
"Kalau menurut saya itu hal yang bagus juga dipecah dalam arti bukan berarti mereka cukup sampai di situ," kata Fajar kepada media, termasuk BolaSport.com di pelatnas Cipayung, Jakarta.
"Pelatih mau melihat dulu bisa sampai sejauh mana (Fikri/Daniel dan Leo/Bagas) karena menjadi bagian dari penyegaran."
"Tetapi, dilihat dulu beberapa turnamen apakah mereka klop atau tidak. Tetapi, menurut saya bagus."
"Mungkin beberapa tahun mereka masuk top 10, tetapi keluar lagi, masuk lagi terus keluar lagi."
"Jadi, supaya bisa merasakan bagaimana punya partner baru atau dengan orang lain. Bagaimana kalau saat kembali lagi merasa 'oh saya butuh partner yang lama'."
"Atau dengan pasangan baru bisa membandingkan dan memutuskan lebih cocok dengan partner yang mana."
Setelah Olimpiade Paris 2024, PBSI juga memiliki ketua baru yakni Muhammad Fadil Imran yang pada periode kepengurusan sebelumnya merupakan Sekjen PBSI.
Baca Juga: Curhat Fajar/Rian 10 Tahun Bertandem, Teladani Kebangkitan Ganda Putra Taiwan, dan Olimpiade 2028
"Harapannya semoga bulu tangkis Indonesia bisa lebih baik lagi, khususnya yang banyak dikeluhkan masyarakat dan fans saat ini bulu tangkis menurun," ucap Fajar.
"Tetapi, semoga bulu tangkis bisa bangkit kembali. Bisa lebih disegani lagi di dunia, bagaimana caranya bulu tangkis ini bisa selalu berprestasi."
"Dan semua pihak bisa berjalan dengan kompak, atlet, pelatih, dan pengurusnya bisa berdiskusi dan berkomunikasi dengan dekat untuk memicu prestasi."
"Dengan adanya tim ad hoc. persiapan Olimpiade jadi lebih detail dan matang. Tetapi, mungkin untuk ke depannya lebih dipersiapkan lagi dari segi waktunya jadi bisa lebih lama."
"Tujuannya agar kami sebagai atlet lebih terbiasa karena banyak hal-hal yang baru dalam tim ad hoc seperti tim psikolog, sport science-nya."
"Jadi persiapan untuk Olimpiade itu tidak bisa mepet-mepet kalau bisa ya jauh-jauh hari."
Fajar menjelaskan bahwa dengan adanya tim ad hoc, persiapan atlet yang akan bertanding untuk Olimpiade lebih diperhatikan.
"Kami merasa bahwa kami lebih diprioritaskan. Apa yang kami mau dipenuhi dari segi teknis maupun non-teknis," aku Fajar.
"Jika mau Olimpiade, saya berharap dengan kepengurusan baru dipersiapkan dari sekarang untuk empat tahun ke depan."
"Sebenarnya sudah terlihat kira-kira siapa pemain yang ditargetkan lolos ke sana karena seharusnya sudah ada gambarannya."