Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Industri Olahraga di Indonesia terus menunjukkan potensinya sebagai lokomotif utama dalam menciptakan prestasi yang berkelanjutan sekaligus berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Partisipasi berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan komunitas olahraga, diharapkan dapat mempercepat pengembangan industri ini, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara luas oleh masyarakat.
Sebagai tindak lanjut dari pentingnya peran Industri olahraga, QSight, sebuah platform komunikasi yang dikembangkan oleh QComm, menyelenggarakan diskusi dengan tema “Industri Olahraga: Meningkatkan Partisipasi dan Memperbesar Kontribusi” di Space Q Building, Jakarta Selatan, Rabu (21/8/2024).
Diskusi ini bertujuan mendorong sinergi dan kolaborasi di antara pemangku kepentingan, guna mendukung pengembangan Industri Olahraga nasional sehingga memberikan dampak positif bagi ekosistem olahraga di Indonesia.
Dalam paparannya, Direktur Lembaga Pengelolaan Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK) Kementerian Pemuda dan Olahraga, Ferry Yuniarto Kono, menjelaskan bahwa pemerintah telah mengambil berbagai langkah dan kebijakan untuk mengembangkan Industri olahraga nasional.
"Kami telah melakukan berbagai upaya strategis untuk memperkuat sektor ini, termasuk fokus pada pengembangan industri olahraga yang sejalan dengan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON),' ucap Ferry Yuniarto Kono.
"DBON memberikan kerangka kerja yang jelas untuk menciptakan ekosistem olahraga yang lebih profesional, kompetitif, dan berkelanjutan di Indonesia," sambung Ferry Kono.
Baca Juga: Pelatih Persija Carlos Pena Akui Pemainnya Kepanasan Bermain di JIS
Menurut Ferry, kolaborasi lintas sektor bisa punya peran penting dalam mengembangkan Industri olahraga yang berkelanjutan di Indonesia.
"Sportainment dan sport tourism adalah salah satu cara kita untuk membuat olahraga lebih menarik dan menghibur," ujar mantan Chef de Mission (CdM) SEA Games 2021 Vietnam.
"Dengan menggabungkan elemen hiburan dan pariwisata, kita tidak hanya menarik perhatian publik, tetapi juga membuka peluang bisnis baru."
"Ini membantu meningkatkan partisipasi masyarakat dan membuat olahraga lebih relevan serta mengesankan dalam kehidupan sehari-hari," tutur Ferry.
Dia menjelaskan, jika melibatkan anggaran negara, pengembangan olahraga umumnya terkendala beberapa persoalan administrasi pendanaan.
Setidaknya ada empat masalah administrasi pendanaan olahraga yaitu mekanisme belanja negara, mekanisme penerimaan negara yang harus masuk sebagai penerimaan negara bukan pajak, sifat kepanitiaan yang bersifat Ad Hoc atau sementara, serta penyelesaian evaluasi dan laporan pekerjaan.
Itu sebabnya diperlukan dukungan semua pihak, termasuk swasta, agar Industri olahraga bisa berkembang tanpa terkendala persoalan administratif.
"LPDUK hadir sebagai stimulator untuk mendorong kolaborasi berbagai pihak dalam mengembangkan Industri Olahraga," tutup Ferry.
Di lokasi yang sama, Pengamat dan Praktisi Industri Olahraga sekaligus Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Komite Olahraga Prioritas, Muhammad Maulana, menilai bahwa Industri olahraga di Indonesia diproyeksikan tumbuh sebesar 10,96% untuk periode 2022-2027, hingga mencapai nilai Rp 96 triliun pada tahun 2027.
"Kesadaran masyarakat terhadap olahraga meningkat dan dukungan pemerintah terhadap Industri Olahraga juga semakin kuat," kata Maulana.
Peningkatan Industri Olahraga ini tercermin dari lonjakan penjualan berbagai alat olahraga di Indonesia.
Keberadaan aplikasi digital sports juga semakin marak di pasaran. Berbagai perusahaan pun sudah melihat bahwa menjadi sponsor sebuah event olahraga merupakan cara yang efektif untuk memperkenalkan brand mereka. Saat ini, sekitar 30%-40% pembiayaan event olahraga internasional sudah berasal dari sponsorship swasta.
Selain sponsorship, pelaku usaha juga dapat berperan aktif menyediakan pelatihan dan pengembangan keterampilan, serta mendorong inovasi dalam layanan olahraga.
“Ini tidak hanya akan meningkatkan efisiensi dan profesionalisme, tetapi juga memastikan bahwa barang dan jasa yang berkualitas mampu memenuhi kebutuhan Industri Olahraga, terutama untuk penyelenggaraan event bertaraf internasional," ujar Maulana.
Sementara itu, Ketua Harian Asosiasi Lari Trail Indonesia (ALTI), Muhammad Farhan, mengungkapkan, Industri Olahraga akan cepat berkembang jika partisipasi publik juga meningkat.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan memperkuat dan memperbanyak event olahraga di bawah Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI).
Olahraga yang berbasis komunitas akan mampu menciptakan partisipasi masyarakat yang lebih luas sehingga turut mendorong Industri Olahraga nasional.
"Industri Olahraga adalah salah satu buah dari hasil kerja keras kita dalam membangun dunia olahraga di Indonesia. Dunia olahraga di Indonesia tidak hanya sekedar kita bisa menjadi juara di SEA Games atau Olimpiade," ucap Farhan.
"Tapi justru yang memberikan dampak terbesar adalah proses menuju kesananya. Membangun komunitas, membangun infrastruktur, membangun Industri Olahraga dan memetik buahnya berupa prestasi di olimpiade, piala dunia dan lainnya," sambung Farhan.