Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Jens Raven ceritakan perjalanannya untuk bisa menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) dan memperkuat Timnas Indonesia.
Perjalanan pemain 18 tahun itu dimulai sejak satu setengah tahun lalu.
Saat diwawancarai oleh Telstar Online, Jens Raven mengingat bahwa dia awalnya bermain di Nootdorp di bawah pelatih Mario Jalink.
Bersama Mario Jalink, Raven mengaku mengalami perkembangan pesat.
Pada bulan Maret, Jalink digantikan oleh Jeroen Struijs dan membuka kesempatan Jens Raven dilego ke FC Dordrecht.
Tak perlu waktu lama, Jens Raven langsung nyetel bersama tim junior FC Dordrecht.
“Saya hanya duduk di bangku cadangan ketika striker tim utama bergabung dengan Jong FC Dordrecht," ujar Raven.
"Saya menunjukkan diri dengan baik, mampu memberikan banyak gol dan assist. Musim yang sukses," lanjutnya.
Darah Indonesia dalam diri Jens Raven membuatnya memenuhi syarat membela Skuad Garuda.
Jens Raven mengaku mulai dipantau oleh Shin Tae-yong selaku pelatih Timnas Indonesia pada Maret 2024 dan langsung memulai proses naturalisasi.
Dirinya merasa terhormat menjadi WNI dan langsung menyelesaikan proses naturalisasi sampai Juni 2024.
“Merupakan suatu kehormatan besar bahwa mereka menginginkan saya," ujar Raven.
"Kami menyelesaikan prosesnya pada bulan Juni dan saya sekarang sudah bisa mengikuti dua turnamen," lanjutnya.
Usai menjadi WNI sejak Juni 2024, Jens Raven langsung tampil di dua turnamen bersama Timnas U-19 Indonesia.
Dirinya mengaku senang bisa mendapatkan banyak pengalaman berharga bersama Timnas U-19 Indonesia.
“Itu adalah pengalaman yang sangat menyenangkan. Kami bermain melawan pemain-pemain yang telah melakukan debut di Liga Italia dan Prancis," ujar Jens Raven.
Baca Juga: Menpora Dito Ariotedjo Kena Semprot Water Canon Polisi Saat Hampiri Pendemo
"Bahkan ada yang sudah melakukan debut di Liga Champions."
"Saya harus menghitung berapa banyak keberuntungan yang saya dapatkan beberapa kali," lanjutnya.
Di ASEAN Cup U-19 2024 yang digelar di Surabaya, Jens Raven mengaku kagum dengan atmosfer Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya.
Dirinya mengaku bahwa atmosfer di GBT tersebut lebih kuat dari dua stadion terbesar di Belanda yaitu Johan Cruijff Arena di Amsterdam dan De Kuip di Rotterdam.
Raven sampai menangis usai membawa Timnas U-19 Indonesia menjadi juara ASEAN Cup U-19 2024.
“Seluruh negara mendukung kami," ujar Raven.
"Kami memainkan pertandingan di stadion yang mampu menampung lebih banyak orang dibandingkan Johan Cruijff Arena dan De Kuip."
"Usai peluit akhir, banyak emosi yang keluar."
"Saya bahkan menangis selama satu jam setelahnya. Perasaan yang tak terlukiskan," lanjutnya.