Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Meski masih tahun depan, MotoGP 2025 diwanti-wanti bakal menyajikan salah satu duel terbesar dalam sejarah MotoGP melalui Marc Marquez dan Francesco Bagnaia di Ducati Lenovo.
Bergabungnya Marc Marquez ke pabrikan Si Merah Borgo Panigale pada musim depan untuk jadi reak setim Bagnaia memang jadi salah satu hal yang ditunggu-tunggu khalayak penggemar MotoGP.
Sejumlah pengamat baik dari mantan pembalap, sesama pembalap hingga komentator, sudah mewanti-wanti bahwa keputusan Ducati menyatukan dua juara dunia tersebut bak menjadi pisau bermata dua.
Satu sisi itu bisa jadi duet apik dan luar biasa.
Namun seringnya ada di sisi kedua, yakni melahirkan persaingan sengit yang tak jarang akan diwarnai perang mental bahkan mungkin bisa jadi pertarungan sesungguhnya sebagaimana masa-masa persaingan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo di Yamaha dahulu.
Baca Juga: Ikuti Jejak Valentino Rossi, Marc Marquez Akan Bawa Bintang Moto3 di Bawah Asuhannya?
Mantan pembalap MotoGP, Alex Hofmann pun sudah meneropong bagaimana persaingan Marquez dan Bagnaia di musim depan.
Apalagi di satu tim pabrikan dengan motor terbaik saat ini, Desmosedici GP.
Hofmann menyoroti bahwa meski dua bintang besar itu bisa jadi bersaing hebat, tetapi tetap saja masing-masing dari mereka punya ciri khas tersendiri.
Terlebih, Marquez dan Bagnaia datang dari generasi berbeda.
Marquez dengan latar belakang juara dunia 8 kali dan sekarang berusia 31 tahun.
Sedangkan Bagnaia adalah juara dunia 3 kali dan masih dalam usia muda, 27 tahun.
Bagnaia dinilai Hofmann memang belum punya kharisma sebesar magnet Marquez. Itu tidak bisa dipungkiri memang.
"Dia (Pecco) terlalu baik untuk olahraga (MotoGP) ini. Kalau dilihat secara mutlak, dia memerlukan kharisma seperti Valentino Rossi, Marco Simoncelli atau kegigihan Marc, namun dia masih belum memilikinya," ujar Hofmann dikutip BolaSport.com dari Motorsport-Total.
"Dia adalah salah satu pembalap paling terpelajar (mengasah diri untuk jadi yang hebat). Terkadang mungkin orang sebelumnya akan bertanya apakah dia memang tidak terlalu bagus tapi tertolong dengan motor."
"Namun sekarang dia benar-benar setara dengan pembalap hebat."
Namun, pembalap asal Italia itu punya Valentino Rossi yang notabene mentor, senior sekaligus sosok yang sangat kenyang asam garam pertarungan sengit melawan Marquez.
"Pecco punya banyak kesabaran, tetapi dia juga bisa meledak. Ada situasi di mana jelas-jelas dia ingin menunjukkan bahwa dialah bosnya," kata Hofmann.
"Portimao kemarin adalah situasi yang memperlihatkan itu," ujarnya.
Sementara itu, Marquez punya nama besar.
Kehadirannya jadi rekan setim baru sekaligus musuh terdekat Bagnaia tentu jadi guncangan baru di pabrikan Borgo Panigale.
Tapi, Marquez harus memperhitungkan peluangnya di tengah kehadiran pembalap muda dan cepat saat ini.
Apalagi, Pecco Bagnaia jelas tidak akan tinggal diam untuk mempertahankan kedudukannya di skuad utama Ducati.
"Dia terus haus akan gelar (juara dunia)," kata Hofmann.
"Semangat kompetitifnya tidak pernah hilang. Kalau hilang, mana mungkin dia akan berjuang keras untuk kembali ke puncak."
"Marc sangat menginginkan dua gelar juara dunia lagi setidaknya untuk melebihi statistik Valentino Rossi yang hebat."
"Dia harus memperhitungkan waktu sampai memperkirakan bahwa dia hanya punya waktu lima tahun lagi."
"Maka dari itu dia ingin sukses mencapainya dengan segala cara (pindah dari Honda ke Ducati, red)," ucapnya.