Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pembalap Ducati, Francesco Bagnaia, dinilai masih memiliki kesempatan mengembangkan performanya di MotoGP.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kelas utama MotoGP telah dikuasai oleh Ducati setidaknya dalam dua musim terakhir ini.
Ya, hegemoni pabrikan asal Italia tersebut seolah mencapai puncaknya dalam dua tahun terakhir melalui Francesco Bagnaia.
Rider yang pernah menimba ilmu di akademi balap milik Valentino Rossi, VR46 Riders Academy itu merajai kompetisi ini.
Bagnaia merupakan peraih gelar juara dunia kelas utama MotoGP dalam dua musim terakhir.
Keberhasilan pembalap asal Italia itu tentu tidak bisa dilepaskan dari performa motor Ducati Desmosedici GP yang mumpuni.
Meski demikian, manajer Ducati Davide Tardozzi menyebut bahwa faktor motor yang mumpuni bukanlah satu-satunya.
Pandangan itu juga dipatahkan bahwa ada tujuh pembalap lain yang mengaspal dengan motor Ducati Desmosedici GP.
Di mata Tardozzi, Bagnaia memiliki sesuatu yang lebih dalam dirinya untuk menjadi pembalap hebat alih-alih hanya mengandalkan motor saja.
Pembalap berusia 27 tahun itu memiliki keistimewaan lainnya yang bisa menjadi senjatanya dalam meraih gelar juara dunia.
Bagnaia dinilai memiliki mentalitas yang kuat dalam menghadapi tekanan yang datang dari para rival-rivalnya.
Bagi Tardozzi, semua orang boleh saja membicarakan pencapaian Marc Marquez atau Fabio Quartararo yang notabene dianggap sangat istimewa.
Akan tetapi, keberhasilan Bagnaia akan melekat dan menjadi atribut bagi Ducati dalam kiprah mereka di ajang MotoGP.
Bagnaia merupakan pembalap kedua yang mampu mengantarkan pasukan Borgo Panigale merajai MotoGP usai Casey Stoner pada 2007 lalu.
"Semua orang berbicara tentang Marc Marquez atau Fabio Quartararo tapi kesuksesan Bagnaia selalu identik dengan Ducati
"Orang-orang sering mengatakan bahwa dia mengendarai motor terbaik dan itulah mengapa dia begitu sukses," ucap Tardozzi.
"Itu benar, tetapi ada tujuh pembalap lain yang mengendarai motor kami."
"Bahkan setelah gelar Moto2-nya, saya sempat ragu."
"Begitu dia sampai di puncak MotoGP, saya melihat bagaimana dia mengatasi tekanan, terus berkembang dan tak pernah merasa puas 100 persen."
"Dalam hal ini, Pecco adalah yang nomor satu dan itu tidak perlu dipersoalkan lagi."
"Dia menggambarkan perasaannya dengan sempurna," imbuhnya, dilansir BolaSport.com dari laman Motosan.
Lebih lanjut, Tardozzi menegaskan bahwa Bagnaia kini belum mencapai performa terbaiknya, dia masih bisa berkembang menjadi lebih kuat lagi.
Terlebih pada MotoGP 2025 mendatang tantangan Bagnaia akan semakin berat lantaran dia akan bertandem dengan Marc Marquez.
Pembalap berjuluk Baby Alien itu merupakan salah satu pembalap terhebat dalam sejarah MotoGP dengan sudah meraih delapan gelar juara dunia.
"Kami melihat data dan segera memahami dari pernyataannya bagaimana dan di mana kami harus meningkatkan kinerja," kata Tardozzi.
"Kita belum melihat Pecco dalam versi yang terbaik (dari sisi performanya)."
"Saya yakin dia akan berkembang di masa depan dan belajar dari kesalahannya agar tidak terulang."
"Sejak dia memimpin, dia telah memenangkan hampir setengah dari balapan yang dijalani," imbuhnya.
Baca Juga: Marc Marquez Masa Bodoh Jadi Raja Crash meski Sudah Pindah dari Honda ke Gresini Ducati