Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Alami masa kecil yang berat hingga terpapar kekerasan, Johan Estupinan bangkit lewat Muay Thai dan mewakili Kolombia di ONE Championship.
Sebagai petarung pertama dari Kolombia yang bergabung dengan organisasi seni bela diri terbesar di dunia, atlet Muay Thai yang dijuluki Si Tendangan Panda itu memiliki apa yang dibutuhkan untuk menjadi bintang besar.
Estupinan telah meraih 2 kemenangan beruntun atas Kouta Omori dan Zafer Sayik di 2 laga terakhirnya.
Dalam hitungan minggu, Estupinan akan kembali mendapatkan tantangan besar lewat duel melawan sesama pencetak KO, Sean Climaco, di ONE 168: Denver pada 7 September mendatang.
Bicara tentang kesuksesan yang diraih Estupinan sekarang, hal itu tak lepas dari kesulitan yang dialaminya semasa kecil.
Kesulitan itu menempa dan mengubahnya menjadi seperti sekarang.
Lahir dan besar di salah satu kawasan paling berbahaya di Kolombia, Johan Estupinan dan saudaranya, Jhordan, harus dititipkan ke panti asuhan karena kesulitan ekonomi.
Di sana mereka sempat dirundung oleh sesama anak-anak lainnya.
"Kami tak merasa terlalu aman di panti asuhan terutama karena kami tidak berada di sekitar keluarga."
"Saudara saya dan saya selalu jadi yang termuda dan semuanya ingin memanfaatkan hal tersebut."
"Namun, kami selalu mencoba kuat dan saling mempertahankan diri satu sama lain," kenang Estupinan.
Pada akhirnya, sang ayah kembali membawa mereka ke rumahnya bersama dengan keluarga baru.
Sementara itu, sang ibu merantau ke Ekuador untuk mencari uang demi membawa kembali dia dan kakaknya.
Hanya, tinggal bersama ayah dan saudara tiri ternyata tidak lebih baik dari panti asuhan.
Kali ini Estupinan malah menjadi korban kekerasan dari keluarga terdekat.
"Kami hidup dengan rasa takut karena tak boleh membuat satu kesalahan pun," ujar Estupinan lagi.
"Karena jika melakukannya, kami akan diserang atau diperlakukan tidak baik," lanjutnya.
Namun, semua berubah ketika sang ibu kembali dan membawa Estupinan serta saudaranya ke Ekuador.
Perlahan-lahan kehidupan mereka mulai berubah jadi lebih baik setelahnya.
Di Ekuador pula dia dan saudaranya pertama kali berlatih kickboxing setelah menemukan sebuah sasana lokal.
Roda nasib membawa keduanya kembali ke Kolombia sebelum ditemukan oleh pelatih setempat yang melatih mereka secara cuma-cuma.
Di bawah bimbingan sang pelatih, Estupinan segera mempelajari Muay Thai dan menjuarai skena lokal.
Puncaknya adalah ketika dia mewakili Kolombia di Thailand untuk acara IFMA pada 2021.
"Masalahnya kami tidak mempunyai uang untuk membiayai perjalanan," ucap Johan Estupunan.
"Alhasil kami melakukan penggalangan dana, menjual makanan, kaus, dan meminjam uang."
Semua kerja keras dan pengorbanan itu berbuah manis ketika Estupinan dapat meraih medali emas dalam kejuaraan tersebut.
Tuhan pun tak tidur di mana jagoan bertinggi badan 173 cm ini kemudian mendapatkan kesempatan untuk bertanding di ONE Championship pada tahun ini.
"Seni bela diri telah menjadi segalanya bagi saya sejak anak-anak," ucap Estupinan.
"Saya selalu ingin menjadi petarung yang berlaga di organisasi terbaik dunia ONE Championship dan saya menjalani mimpi itu sekarang," jelasnya.
Tampil di ONE Championship tak hanya mengubah hidupnya lebih baik dalam hal ekonomi.
Estupinan juga jadi tersohor dan dikenal luas. Tak sedikit juga rekan senegaranya yang menyemangati dia.
"Kehidupan saya telah berubah dalam banyak hal. Selain menjadi lebih dikenal di tingkatan global, orang-orang juga mengirimi saya pesan yang hangat, di mana hal itu lebih memotivasi diri," terang Estupinan.
"Orang-orang mengatakan kalau saya menjadi inspirasi bagi mereka dan ucapan itu sangat berkesan."
"Dari umur belia, saya setelah mendedikasikan diri untuk membuka pintu bagi atlet lain dari negara kami."
"Ini adalah sebuah kehormatan untuk menjadi seseorang yang orang lain kagumi dan ini adalah untuk orang-orang Kolombia," pungkasnya.
Namun, lawan Estupinan di ONE 168: Denver bukan sosok sembarangan.
Sean Climaco telah mencetak debut impresif dengan meraih kemenangan KO kilat di ronde pertama atas Josue Cruz.
Melihat kemampuan dua jagoan itu, bukan tak mungkin kalau laga bisa usai tanpa campur tangan juri.