Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Petarung kebanggaan Indonesia, Jeka Saragih, merasa masih memiliki kelemahan yang harus dibenahi dari laga terakhirnya di UFC.
Jeka Saragih sedang menapaki kariernya di pentas Olahraga Bela Diri Campuran atau MMA paling bergengsi di dunia yaitu UFC.
Dua pertarungan sudah dilakoni petarung asal Simalungun, Sumatra Utara tersebut dengan hasil satu kemenangan dan satu kekalahan.
Laga perdana Jeka di arena oktagon UFC dituntaskan dengan baik saat tampil pada bulan November 2023 lalu.
Menghadapi Lucas Alexander, Jeka mampu menang mudah di ronde pertama melalui KO hanya dalam waktu 91 detik saja.
Untuk pertarungan kedua atau duel terakhir yang dijalani pada Juni 2024 lalu, petarung berusia 29 tahun itu meraih hasil minor.
Jeka dibuat tidak berdaya saat menghadapi Westin Wilson di UFC APEX, Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat.
Sama seperti laga perdananya akan tetapi beda nasib, Jeka kalah dengan tempo cepat di ronde pertama.
Melalui teknik submission triangle armbar, Wilson menyudahi perlawanan Jeka dalam tempo 1 menit 49 detik saja.
Acap kali terlibat dalam momen-momen cepat di arena oktagon baik kekalahan dan kemenangan membuat Jeka memiliki ciri khas tersendiri.
Meski demikian, Jeka menegaskan momen yang diidentikkan dengan dirinya tersebut hanyalah sebuah candaan semata.
Menurut Jeka, setiap petarung yang tampil di arena oktagon harus bisa memanfaatkan momentum sekecil dan secepat apa pun untuk menang.
"Sebetulnya ucapan itu hanya candaan," kata Jeka melalui wawancara Mola Warrior, Minggu (1/9/2024).
Baca Juga: KONI Pusat Ajak Thariq Halilintar Sosialisasikan PON 2024 Melalui Lari
"Tetapi namanya pertarungan, yang penting adalah momentum, momentum dalam mengambil celah," tuturnya menambahkan.
Keberhasilan Jeka dalam memanfaatkan momen dari kelengahan lawan inilah yang membuatnya tak jarang meraih kemenangan cepat.
Hal yang sama juga berlaku dari apa yang dia dapatkan dalam pertarungan terakhirnya melawan Wilson.
Wilson berhasil memanfaatkan momentum dari Jeka yang lemah dalam hal grapling atau ground fighting alias pertarungan bawah.
Satu kelemahan dalam hal ground fighting inilah yang membuat Jeka merasa dirinya seperti langit dan bumi jika dibandingkan jagoan-jagoan di UFC.
Ya, para rival Jeka yang sudah malang melintang di ajang promosi yang dikepalai Dana White ini memiliki kemampuan lengkap salah satunya ground fighting.
Tak ingin jemawa, Jeka merasa masih perlu banyak belajar untuk membenahi satu kelemahannya tersebut.
"Beberapa kali saya dapat momentum bagus dan bisa meng-KO lawan," kata Jeka menjelaskan.
"Kekalahan terakhir terjadi karena kekurangan saya dalam ground fighting dan lawan bisa memanfaatkan momentum itu."
"Kalau dibandingkan dengan saya, kemampuan petarung-petarung UFC ini dalam ground fighting itu sudah seperti langit dan bumi."
"Saya harus banyak belajar," imbuhnya.