Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Membawa AC Milan mencatat rekor start terburuk dalam 40 tahun, posisi Paulo Fonseca di kursi pelatih masih aman, setidaknya untuk saat ini.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh CEO AC Milan, Giorgio Furlani, menyoal performa armada Paulo Fonseca yang masih jauh di bawah standar.
Rossoneri cuma meraup 2 poin dari 3 partai perdana Liga Italia 2024-2025.
Raihan minim tersebut berasal dari sepasang skor imbang 2-2 dengan Torino dan Lazio.
Satu partai lain berujung kekalahan 1-2 dari tim promosi, Parma.
Duduk di peringkat ke-14 adalah konsekuensi dari penampilan melempem Rafael Leao dkk.
Milan sudah tertinggal 5 poin dari 4 tim teratas klasemen; Inter Milan, Juventus, Torino, dan Udinese.
Ironisnya, hasil-hasil yang mereka peroleh sangat kontradiktif dengan rapor ganas di pramusim.
Milan menjalani 5 partai uji coba tanpa kekalahan.
Mereka berhasil menjungkalkan raksasa semodel Man City, Real Madrid, dan Barcelona.
Akan tetapi, ketika sudah beralih memasuki medan tempur sebenarnya, anak asuh Fonseca justru belum pindah dari mode libur musim panas.
Kelesuan awal musim menghasilkan rekor yang tidak diinginkan.
Bermodal hanya 2 angka dari 3 partai pertama Liga Italia, Fonseca membawa Milan mencatat start terburuk sejak 2011.
Pelakon serupa 13 tahun silam ialah Massimiliano Allegri.
Menukangi Rossoneri sebagai juara bertahan, Allegri meraup hasil identik karena ditahan Lazio (2-2) dan Udinese (1-1) yang mengapit kekalahan dari Napoli (1-3).
Namun, kalau dikerucutkan lagi menjadi performa untuk pelatih baru Milan, Fonseca menjadi yang terburuk dalam 40 tahun!
Sebagai komparasi dengan rekor pelatih debutan terburuk kedua, Fabio Capello (1986-1987), Vincenzo Montella (2016-2017), dan Sinisa Mihajlovic (2015-2016) masih sanggup memberikan 3 angka dalam 3 partai pertamanya menukangi Milan.
Imbasnya, Tuttosport melaporkan bahwa Fonseca hanya memiliki waktu tiga pekan lagi guna memperbaiki kinerjanya.
Jeda internasional datang pada waktu yang tepat agar pelatih asal Portugal itu menekan tombol reset dan mengoreksi segala kekurangan.
Kalau ternyata perbaikan tak juga hadir, siap-siap saja muncul plot twist yang bakal menghebohkan Serie A.
Belakangan ramai beredar kabar Milan bakal menunjuk kembali Stefano Pioli jika Fonseca dipecat.
Padahal, Fonseca merupakan sosok pilihan manajemen Rossoneri yang ditunjuk buat menggantikan tugas Pioli setelah menjalani musim tanpa gelar.
Probabilitas kembalinya Pioli cukup tinggi mengingat Milan masih menyetor gaji buta ke rekeningnya senilai 7,5 juta euro hingga Juni 2025.
Hal itu sebagai dampak kebijakan klub yang tidak memutus kontrak Pioli sepenuhnya ketika sepakat pisah jalan, Mei lalu.
Furlani buru-buru mengonfirmasi bahwa kudeta sang mantan tak akan terjadi, setidaknya untuk periode saat ini.
Tapi ke depannya, cuma performa tim yang bisa menolong Fonseca.
"Kami bersama Paulo Fonseca dan skuad. Mereka mendapat dukungan penuh dari klub," ujar Furlani dalam wawancara di Tuttomercatoweb.
"Kami senang dengan pekerjaan yang dia lakukan pada pramusim."
"Tentu saja kami ingin memiliki 9 poin saat ini, tapi tidak perlu panik," ujarnya.
Kritik soal kelayakan Fonseca memimpin skuad Milan memang tak terhindarkan.
Sorotan makin tajam di tengah isu keretakan internal akibat sikap Theo Hernandez dan Rafael Leao yang memisahkan diri pada momen cooling break di laga versus Lazio.
Situasi ini seharusnya tidak perlu terjadi jika seorang pelatih memiliki kontrol dan karakter yang kuat terhadap pasukannya sendiri.
Selain itu, Rossoneri juga dinilai belum memiliki identitas permainan yang paten bersama Fonseca.
Sepak bola indah dengan penguasaan bola maksimal, pressing ketat, dan pertahanan solid yang digaungkan itu rasanya masih jauh panggang dari api untuk mereka praktikkan dalam waktu adaptasi sesingkat ini.
"Jika di Milan Anda ingin mengubah strategi, pilihlah seorang pelatih yang memiliki riwayat berbeda dari Fonseca," ucap eks gelandang timnas Italia yang kini menjadi pandit, Antonio Di Gennaro.
"Anda membutuhkan seseorang dengan spesifikasi lebih tinggi."
"Antara dia dan Pioli, saya tidak melihat perbedaan besar," kata peraih scudetto 1984-1985 bersama Verona itu.