Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Penjaga gawang Australia, Mathew Ryan, memberikan komentar soal pengaruh Belanda yang sangat kuat di Timnas Indonesia.
Australia akan menantang tuan rumah Indonesia dalam lanjutan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Pertandingan tersebut akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Selasa (10/9/2024).
Terakhir kali kedua tim bertemu, Australia mengalahkan Timnas Indonesia 4-0 di babak 16 besar Piala Asia 2024 pada 28 Januari lalu.
Komposisi Timnas Indonesia sudah sangat berubah dibandingkan pertandingan tersebut.
Pasukan Shin Tae-yong sudah ketambahan pemain-pemain baru.
Deretan pemain baru seperti Maarten Paes, Calvin Verdonk, Jay Idzes, Thom Haye, Nathan Tjoe-A-On, dan Ragnar Oratmangoen menyusul bergabung setelah Piala Asia lalu.
Waktu berlaga di Piala Asia, Australia sudah merasakan Indonesia yang diperkuat Sandy Walsh, Shayne Pattynama, Ivar Jenner, Justin Hubner, dan Rafael Struick.
Pemain-pemain yang menyusul datang semakin mengonfirmasi bahwa Timnas Indonesia keranjingan Belanda.
Banyak pemain keturunan yang merumput di Liga Belanda dinaturalisasi untuk menjadi warga negara Indonesia.
Netizen di Tanah Air sampai menyebut bahwa Timnas Belanda yang asli adalah Timnas Pusat.
Sementara Skuad Garuda dianggap sebagai Timnas Belanda cabang Indonesia.
Mathew Ryan menyadari perkembangan yang terjadi di skuad Timnas Indonesia.
Pemain berusia 32 tahun ini mengakui kuatnya pengaruh Belanda di Timnas Indonesia saat ini.
"Kami di Timnas Australia sendiri punya pengaruh Belanda yang kuat di masa lalu," kata Ryan seperti dikutip dari laman Socceroos.
"Kami tahu Belanda adalah negara yang sangat teknikal dalam sepak bola."
"Mereka suka memainkan sepak bola modern yang sangat bergantung pada kemampuan teknik."
"Setidaknya itulah observasi saya tentang sepak bola Belanda."
"Itulah yang menjadi ekspektasi kami soal tim macam apa yang akan dihadapi Australia nanti," imbuh pemain yang juga menjabat sebagai kapten tim Socceroos ini.
"Kami tahu bahwa Indonesia memiliki kualitas untuk melukai kami jika tim tidak memberikan permainan terbaik."
"Kami akan mencoba menghilangkan kesempatan buat mereka itu lewat cara kami bermain."
"Kami fokus pada diri sendiri dan apa yang perlu dilakukan oleh tim."
"Kami yakin bahwa sebagai sebuah tim, Australia bisa bangkit dari hasil sebelumnya dan mengambil langkah positif di kualifikasi ini," tutupnya.
Seperti yang dikatakan Ryan, Australia memang sempat seperti Indonesia yang keranjingan sepak bola Belanda.
Kesuksesan melaju ke babak 16 besar Piala Dunia 2006 dengan tim yang dilatih Guus Hiddink menjadi awal mulanya.
Setelah itu sederet pelatih asal Negeri Kincir Angin datang membesut Socceroos.
Dari Pim Verbeek (2008-2010) sampai Bert van Marwijk (2018).
Bukan itu saja, nama-nama seperti Rob Baan dan Han Berger juga pernah datang untuk menjadi direktur teknik Federasi Sepak Bola Australia.
Namun, pendekatan Belanda di Australia pada akhirnya dianggap gagal.
Socceroos tidak mampu lolos dari fase grup Piala Dunia 2010, 2014, dan 2018.
Australia baru lolos lagi ke 16 besar Piala Dunia 2022 setelah dilatih Graham Arnold yang merupakan pelatih lokal.