Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Melihat perkembangan selama jeda internasional, AC Milan dipastikan bakal tergoda mengganti formasi demi mengubah nasib.
AC Milan sedang terseok-seok di awal kompetisi 2024-2025.
Setan Merah belum pernah menang dalam 3 laga pertama di Liga Italia.
Dua hasil imbang dan 1 kali kalah dari pertandingan melawan Torino, Parma, dan Lazio bahkan telah membuat pelatih Paulo Fonseca berada dalam posisi yang gawat.
Beredar rumor bahwa Fonseca sudah diultimatum AC Milan.
Juru taktik asal Portugal itu harus membawa AC Milan menang atas Venezia pada Sabtu (14/9/2024).
Kalau I Rossoneri sampai gagal menang lagi, Fonseca bisa dipecat.
Yang mengkhawatirkan dari AC Milan bukan hanya raihan hasil.
Permainan mereka juga bisa dibilang berantakan.
Lemah dalam bertahan terutama ketika melakukan fase transisi saat diserang balik lawan, AC Milan juga belum memuaskan di lini depan.
Dalam 3 laga pertama di mana tim besutannya tidak pernah menang, Fonseca memakai formasi 4-2-3-1.
Formasi itu dulu juga digunakan oleh pelatih AC Milan sebelumnya, Stefano Pioli.
Sekarang dalam situasi terjepit, AC Milan dipastikan bakal mempertimbangkan mengubah formasi.
Pasalnya, ada perkembangan menarik selama jeda internasional lalu.
Gelandang AC Milan, Tijjani Reijnders, tampil hebat bersama Timnas Belanda.
Kakak dari calon pemain Timnas Indonesia, Eliano Reijnders, ini membuat 2 gol dan 2 assist saat membawa Belanda mengalahkan Bosnia-Herzegovina 5-2 dan menahan Jerman 2-2 dalam ajang UEFA Nations League.
Belanda menggunakan formasi 4-3-3 dan pola itu membuat Reijnders kelihatan menikmati mengekspresikan kemampuannya.
Di Belanda, Reijnders ditaruh di posisi gelandang tengah dalam pola 4-3-3.
Didampingi gelandang yang lebih defensif, pemain berusia 26 tahun jadi lebih bebas membantu sektor penyerangan.
Pemain berdarah Maluku itu membuat lini ofensif Belanda sangat hidup.
Reijnders kerap masuk ke kotak penalti lawan dari lini kedua, terus menjadi penghubung dengan lini tengah, dan berpartisipasi dalam hampir semua manuver berbahaya Oranje.
Apa yang dilakukan Belanda terhadap Reijnders sangat mungkin ditiru oleh AC Milan.
Komposisi skuad mereka punya kapabilitas untuk memainkan formasi itu.
Tijjani Reijnders mungkin bisa didorong untuk mereplika performanya seperti di Timnas Belanda.
Formasi 4-3-3 boleh jadi juga bisa menambah keseimbangan permainan AC Milan.
Dua gelandang pengapit Reijnders di formasi 4-3-3 bisa bertugas lebih defensif untuk cepat turun membantu pertahanan saat AC Milan menerima serangan balik.
Ide ini padahal dipercaya sudah ada saat AC Milan merekrut Youssouf Fofana dari AS Monaco.
Fofana diyakini bakal menjadi orang yang "membebaskan" Reijnders dari banyak tugas defensif untuk lebih membantu lini serang.
Kritik dan desakan agar Fonseca mengubah formasi di AC Milan sudah bermunculan sebelum jeda internasional.
Sekarang dengan Reijnders secara konsisten tampil bagus di Belanda, Fonseca bakal semakin tertekan untuk mencoba sesuatu yang lain di AC Milan.
Cederanya Ismael Bennacer, yang bakal absen selama 3-4 bulan karena pulang dari jeda internasional dalam kondisi cedera, menjadi tambahan alasan bahwa AC Milan perlu memikirkan memakai formasi yang baru mulai dari laga melawan Venezia.