Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Yamaha dikabarkan sedang mengembangkan mesin baru dengan konfigurasi V4. Proyek anyar ini pun telah memasuki tahap lanjut.
Melansir dari Motorsport, Yamaha ingin menyelesaikan pengembangan mesin V4 sebelum siklus regulasi teknis baru dengan mesin berkapasitas 850cc dimulai pada 2027.
Yamaha telah menggandeng sejumlah insinyur berpengalaman untuk mengembangkan kuda besi mereka yang kepayahan.
Pada 2022 Yamaha merekrut Luca Marmorini yang pernah ikut mengerjakan mesin Ferrari dan Toyota di F1 lalu Aprilia di MotoGP.
Tahun lalu giliran Massimo Bartolini, tangan kanan General Manager Ducati, Gigi Dall'Igna, yang digaet Yamaha untuk menjabat sebagai Direktur Teknis.
Yamaha menjadi satu-satunya pabrikan yang bertahan dengan konsep mesin inline four di MotoGP sepeninggalan Suzuki pada akhir musim 2022.
Mesin inline four telah dipakai Yamaha motor YZR-M1 mereka sejak era mesin 4 tak dimulai di MotoGP pada 2002 dan berhasil memulai tren juara dua tahun berselang.
Insinyur kenamaan, Masao Furusawa, menemukan konsep cross-plane crankshaft yang membuat mesin inline four Yamaha menikmati keunggulan mesin V4 karena meniru sistem pengapiannya.
Baca Juga: Efek Marc Marquez Kesetanan di Kandang Valentino Rossi, Dianggap Bisa Juara Dunia pada MotoGP 2024
Valentino Rossi sukses mencetak gelar pada 2004 dan 2005 bersama Yamaha berkat motor yang lebih bersahabat dalam penyaluran tenaga layaknya timnya yang lama, Honda.
Yamaha menikmati kesuksesan di MotoGP sampai akhirnya Ducati melakukan hal yang sama dengan cara yang berbeda.
Sejak 2014, Ducati mencoba membuat kuda besi berdaya pacu tinggi ala mesin V4 menandingi kecepatan motor inline four di tikungan berkat pengembangan aerodinamika.
Peta kekuatan pun bergeser dengan Ducati hampir selalu di atas Yamaha dalam persaingan untuk gelar juara sejak musim 2017.
Di tengah periode suram ketika Yamaha tak mampu menang balapan selama 26 balapan beruntun pada 2017-2018, Rossi buka suara.
"Kita harus mengakui bahwa Ducati dan Honda belajar dari Yamaha," kata Rossi setelah finis ketujuh di GP San Marino 2018, dilansir dari Crash.
"Tiga, empat tahun yang lalu Yamaha sangat halus sementara Honda dan Ducati benar-benar meraung, lebih agresif."
"Kelihatannya dalam beberapa tahun terakhir Ducati dan Honda membuat motor mereka lebih seperti Yamaha."
"Mereka punya konfigurasi V, kami punya inline four, bisa jadi itu alasannya."
Dengan aerodinamika, Ducati dan pabrikan V4 lainnya bisa menggunakan kelebihan tenaga dari motor mereka untuk meningkatkan grip dan akselerasi.
Adapun Yamaha, mereka kesulitan untuk meminimalisir efek drag (hambatan) dari aerodinamika karena tenaga yang relatif lebih sedikit.
Para pembalap Yamaha telah lama mengeluh karena kewalahan dalam adu akselerasi di tikungan.
Ujung tombak Yamaha sejak berakhirnya era Rossi yaitu Fabio Quartararo, juga bersuara lantang dengan meminta tenaga yang lebih besar dari kuda besinya.
Memperbaiki kekurangan pada aspek mesin pun menjadi salah satu tuntutan Quartararo sebelum meneken perpanjangan kontrak dengan Yamaha pada 2022 dan 2024.
Mengubahnya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Musim lalu, tenaga yang lebih besar malah membuat El Diablo dkk. kehilangan keunggulan di tikungan.
Quartararo belum puas. "Yamaha harus mempertimbangkan semua konsep mesin," kata rider bertalenta dari Prancis baru-baru ini.
Yamaha sebenarnya menunjukkan progres yang menjanjikan dengan versi awal dari mesin M1 untuk MotoGP 2025.
Pembalap mereka yang lain yaitu Alex Rins merasakan peningkatan hingga 0,7 detik dengan pace lombanya dengan mesin baru yang digunakannya pada GP Aragon.
Eks pembalap Suzuki tersebut mampu finis kesembilan untuk meraih hasil terbaiknya musim ini. Dia pun antusias untuk menjajalnya lagi dalam tes MotoGP Misano pada Senin (9/9/2024).
"Saya tidak menggunakannya di GP Misano karena saya merusakkan beberapa mesin di Qatar dan Austria, jadi kami harus mengatur (usia alokasi mesin tersisa)," kata Rins.
"Namun, sejujurnya, hanya dengan menggunakan mesin baru ini, saya meningkatkan pace sejauh 0,5 hingga 0,7 detik. Jadi ini luar biasa."
"Kami juga mencoba beberapa hal dengan sasis dan (sensasinya) positif. Dengan satu pembaruan yang kami lakukan, saya merasakan perbedaan besar dalam hal traksi."