Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Mantan atlet tunggal putra bulu tangkis Indonesia, Liem Swie King, soroti performa atlet tunggal putra pada Olimpiade Paris 2024.
Legenda bulu tangkis Indonesia, Liem Swie King hadir di GOR Djarum Jati, Kudus, Jawa Tengah, pada Kamis (12/9/2024).
Pemilik medali emas Asian Games Bangkok 1978 itu juga didapuk menjadi anggota Tim Pencari Bakat PB Djarum 2024 bersama sejumlah legenda lainnya.
Pada kesempatan yang sama, mantan atlet tunggal putra yang dikenal dengan smash-nya ini berbagi pandangannya mengenai performa atlet tunggal putra Indonesia yang berlaga di Olimpiade Paris 2024.
Pada Olimpiade Paris 2024, sektor tunggal putra bulu tangkis Indonesia mengirim dua wakil.
Yakni, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting.
Sayangnya, mereka harus terhenti di fase grup Olimpiade yang diselenggarakan di Kota Fesyen itu.
Saat itu, Jonatan Christie harus tersingkir usai kalah dua gim langsung dengan skor 18-21 dan 12-21 dari Lakshya Sen (India).
Sedangkan Anthony Sinisuka Ginting harus mengehntikan langkahnya usai dibungkam oleh tuan rumah, Toma Junior Popov.
Baca Juga: Hasil Hong Kong Open 2024 - Sabar/Reza Amuk Wakil China, Ganda Putra Indonesia Kompak Full Senyum
Atlet yang akrab disapa Ginting itu keok setelah bermain tiga set dengan skor 19-21,21-17,15-21.
Menurut Liem, performa dari atlet tunggal putra yang mewakili Merah Putih di ajang multievent internasional itu patut dipertanyakan.
"Ya jangankan kalian, saya juga bertanya-tanya. Padahal Jojo baru juara (All England), itu pertanyaannya," ungkap pria yang bermain rangkap sewaktu masih aktif menjadi atlet bulu tangkis itu.
"Kalau dia kalah di semifinal atau final kita maklumi."
"Bersaing ketat? itu saya tidak tau sih, soalnya di bulan Maret masih juara kok."
Menurut atlet dengan julukan "King Smash" ini, setelah juara pada All England 2024, atlet tunggal putra, Jonatan Christie harusnya masih bisa menujukkan performa terbaiknya.
Sehingga, bisa lolos hingga semifinal bahkan mencapai final.
"Ya, All England kan masih (juara). Harusnya beberapa bulan setelahnya dia masih berbicara."
"Setidaknya semifinal atau final," kata Liem Swie King.
Menjaga kondisi dan momentum merupakan faktor penting dalam menjaga performa menurut pria kelahiran 1956 itu.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan jika latihan dan menjaga motivasi juga tak kalah penting dalam mencapai peak performance seorang atlet.
"Lebih ke menjaga kondisi ya, itu ada jarak 4-5 bulan ya," ungkap Liem.
"Ya kita harus jaga kondisi selama itu dan nanti ada saatnya kita sampai di titiknya."
"Jangan sampai waktunya, kita malah bosan latihan, saya rasa cari motivasi ya."
"Kalau dibilang bukan kelasnya (Olimpiade) Jojo, ya dia juara kok. Ga bisa jadi alesan kalau itu bukan kelasnya."
"Harus bisa jaga momentum, baik di " pemain dan pelatihnya," tutup juara All England 1979, Liem Swie King.