Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen, merasa bodoh saat tampil pada semifinal Hong Kong Open 2024.
Viktor Axelsen mengalami kendala saat meladeni wakil Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, di akhir laga semifinal yang digelar di Hong Kong Coliseum, Kowloon, Sabtu (15/9/2024).
Kemenangan yang terlihat akan diraih dengan mudah hampir buyar saat mantan pemain nomor satu dunia itu buntu tiba-tiba.
Axelsen sebetulnya berhasil mendominasi gim pembuka dengan kemenangan telak 21-9.
Situasi serupa berlanjut ke gim kedua saat Axelsen unggul jauh 13-3 dan mencatat match point dengan keunggulan sangat nyaman yaitu 20-13.
Namun, tujuh kesempatan match point hampir terbuang sia-sia ketika Ginting mampu mencicil ketertinggalan.
Adu setting pun hampir terjadi karena Ginting dapat memangkas skor menjadi 19-20.
Pada momen genting tersebut, Axelsen meminta wasit untuk menghentikan laga untuk mendapat perawatan medis.
Axelsen meminta tim medis memberikan semprotan pereda rasa nyeri di bagian punggung sebelah kirinya.
Jeda sejenak memutus momentum Ginting.
Pada reli berikutnya, Axelsen berhasil menyarangkan bola silang ke wilayah kosong di depan net untuk menghentikan perlawanan Ginting.
Axelsen menutup laga dengan kemenangan 21-9, 21-19.
Pemain yang akrab disapa Viggo tersebut senang dengan hasil yang diraihnya.
Kendati sukses mempertahankan raihan medali emas di Olimpiade Paris 2024, Axelsen kurang bersahabat dengan pencapaiannya di turnamen lainnya.
Di BWF World Tour musim 2024, Axelsen baru sekali menjadi juara di Malaysia Masters. Final Hong Kong Open pun akan menjadi final keduanya.
Namun tak dipungkiri, Axelsen masih belum puas dengan penampilannya, terutama bagaimana Ginting bisa mencuri enam poin beruntun pada akhir laga.
Axelsen merasa bodoh karenanya
"Saya sangat senang dengan level saya selama 90 persen pertandingan. Sepuluh persen terakhir saya tidak terlalu senang," kata Axelsen, dilansir dari Sport TV2.
"Saya membuat beberapa keputusan bodoh dan Ginting bermain lebih baik. Tetapi saya sangat tenang di lapangan."
"Namun terlepas dari itu, saya sangat senang berada di final. Rasanya menyenangkan berada di final pertama saya di Hong Kong Open," ujarnya.
Kesulitan yang dialami Axelsen juga mendapat sorotan dari pundit bulu tangkis Denmark, Jim Laugesen, yang menyebutnya sebagai 'trik kotor'.
Laugesen menunjuk bagaimana Axelsen harus mencuri kesempatan dengan perawatan medis untuk memecah fokus Ginting.
"Tentu saja, Viktor tidak tiba-tiba mengalami sakit punggung saat kedudukan 19-20 setelah enam kali kehilangan match point," kata Laugesen.
"Jadi ya, dia menggunakannya secara taktis karena dia memerlukan sebuah jeda dan mengatur ulang sistem sebelum seluruh keunggulannya sirna," ujarnya.
Setelah pertandingan, Axelsen memang mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari kondisi fisiknya.
"Saya baik-baik saja," ucap Axelsen.
"Saya sedikit merasa lebih tegang di sisi kiri (punggung) saya hari ini dan saya terlalu tegang di akhir pertandingan, juga secara fisik. Tapi tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
Bagi Laugesen, keputusan Axelsen untuk meminta kesempatan break dengan perawatan medis terlihat ironis.
Pasalnya, masih menurut Laugesen, justru Axelsen yang sering menjadi korban dari taktik untuk memutus momentum lawan ini.
Meminta perawatan medis bukan satu-satunya trik.
Pemain juga bisa mengakali dengan menunda servis, meminta izin untuk mengelap keringat, atau bahkan membuang kesempatan challenge.
"Tampaknya dia memanfaatkan situasi untuk memberi pesan yang jelas kepada BWF tentang betapa anehnya karena pemain memakai trik ini terus menerus dan tidak ada respons apapun," tandas Laugesen.
Sementara itu, Axelsen akan melanjutkan perjuangannya dengan menghadapi pemain kidal asal China, Lei Lan Xi, pada final Hong Kong Open 2024.
Lei Lan Xi menjadi kuda hitam setelah menyingkirkan pemain unggulan dari Indonesia, Jonatan Christie, di semifinal lewat rubber game.