Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pengembangan mesin di MotoGP bakal kembali ke era pandemi Covid-19 karena rencana pembekuan selama dua musim ke depan.
Pembekuan mesin dilakukan demi menekan anggaran tim dan pabrikan jelang diberlakukannya regulasi teknis yang baru di MotoGP pada 2027.
Perubahan besar akan hadir, salah satunya karena kapasitas mesin akan dikurangi dari 1000cc menjadi 850cc dan demikian juga diameter piston (bore) dari 81mm menjadi 75mm.
Pengembangan aerodinamika juga akan ditekan dalam siklus yang akan datang, termasuk dengan penghapusan peranti ride height.
Situasi serupa pernah terjadi pada era pandemi Covid ketika pembekuan mesin yang biasanya dilakukan selama satu musim kejuaraan diperpanjang untuk menghemat bujet.
Melansir dari Motorsport, putusan ini akan diratifikasi dalam pertemuan Komisi Grand Prix (GPC) di sela-sela GP Emilia Romagna berlangsung pada 20-22 September 2024 di Misano, Italia.
Jika diberlakukan, mesin dari pabrikan-pabrikan yang terdampak akan disegel jelang seri balap pertama MotoGP 2025 di Thailand pada awal Maret tahun depan hingga akhir musim 2026.
Tidak semuanya terdampak.
Pabrikan-pabrikan yang mendapatkan hak pengembangan mesin saat musim berjalan karena status konsesi mendapatkan pengecualian.
Melihat aturan sekarang, pabrikan yang mendapatkan keistimewaan ini adalah mereka yang masuk ke dalam Grup D yaitu Honda dan Yamaha.
Honda dan Yamaha masih jauh dari batas persentase poin kejuaraan untuk naik kelas dalam klasifikasi konsesi yaitu di atas 35 persen (259 poin).
Yamaha, yang paling mendingan, baru bisa melampauinya pada akhir musim ini jika selalu podium saat sprint dan balapan GP di tujuh seri tersisa.
Adapun jika melewati batas dalam jendela penghitungan selanjutnya (antara masa larangan tes musim panas 2024 dan musim panas 2025), mesin mereka baru 'masuk kulkas' mulai 2026.
Meski fokus utamanya adalah mengincar level kompetitif pada 2027, tak berarti tim asal tampil saja selama dua musim ke depan.
Yamaha dan Honda pun punya kesempatan besar untuk memulihkan prestasi mereka yang anjlok dengan terus meningkatkan dapur pacu motor mereka ketika kompetitor lainnya dilarang.
Tidak hanya Yamaha dan Honda yang bisa tersenyum.
Mengutip GPOne, Ducati juga diuntungkan karena mereka berpeluang untuk memperpanjang hegemoni mereka sebagai pabrikan terkuat di MotoGP.
Musim ini saja, Ducati mampu menyapu bersih posisi tiga besar dalam 9 balapan GP dan cuma gagal menang 1 kali dari 13 seri yang sudah berjalan.
KTM dan Aprilia selaku penantang paling dekat harus memutar otak di sisa waktu yang ada untuk menemukan solusi yang membawa mereka bisa menahan pasukan Peluru dari Bologna.
Sebab, Ducati tidak hanya unggul dalam aspek mesin tetapi juga aerodinamika, di mana pabrikan asal Borgo Panigale ini menjadi pionir di era modern dari MotoGP.
General Manager Ducati, Gigi Dall'Igna, telah memberi bocoran pada Mei lalu bahwa pihaknya mendukung gagasan pembekuan mesin ini.
"Saat ini kami sedang mendiskusikan pembekuan mesin untuk 2026, sesuatu yang kami, selaku Ducati, mendukungnya," ucap Dall'Igna.
"Itu karena mengembangkan dua proyek secara bersamaan akan melibatkan biaya yang besar, terutama bagi pabrikan-pabrikan Eropa yang memiliki sumber daya lebih sedikit."
"Karena semuanya berkata aerodinamika dan peranti ride height mahal, yang menurut saya tidak benar, saya berharap dengan pembekuan mesin kami bisa menemukan cara untuk menawarkan jalan tengah yang adil."