Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Kekalahan tunggal putra terbaik Malaysia, Lee Zii Jia, pada babak pertama China Open 2024 menghadirkan kekecewaan.
Kritik pedas dilontarkan pengamat bulu tangkis dari Denmark terhadap Lee Zii Jia yakni Joachim Fischer Nielsen.
Joachim Fischer juga merupakan mantan pemain ganda campuran Denmark yang pernah berpasangan dengan Christina Pedersen.
Dia juga pernah memenangkan medali perunggu pada Olimpiade London 2012.
Fischer yang kini menjadi komentator bulu tangkis di saluran TV2 Denmark itu tak percaya dengan penampilan Lee Zii Jia yang bertanding di lapangan utama.
Raja bulu tangkis Malaysia itu berstatus sebagai unggulan ketiga tunggal putra bersua wakil Jepang, Koki Watanabe pada babak 32 besar China Open 2024.
Lee sebenarnya tampil meyakinkan sejak awal set pertama dengan langsung mencetak keunggulan dengan skor 8-0 pada laga yang digelar di Olympic Sports Centre, Changzhou, Selasa (17/9/2024).
Baca Juga: Jadwal China Open 2024 - Fajar/Rian Tanding Lagi, Gregoria Buka Perjuangan 7 Wakil Indonesia
Namun, keunggulan tersebut kandas saat Watabe mampu mengejar dan bahkan membalikkan keadaan untuk unggul pada skor 14-13.
Pada gim kedua lebih mengenaskan, Lee baru mendapatkan poin pertamanya setelah Watanabe mencapai poin 15.
Poin kedua Lee bahkan baru didapat karena kesalahan Watanabe sendiri yang sudah mencapai match point dengan skor 20-1. Lee akhirnya kalah dengan skor akhir 15-21, 2-21.
“Ini sungguh memalukan. Saya tidak ingat kapan terakhir kali saya melihat satu set dimenangkan seperti ini di lapangan TV,” kata Fischer dilansir BolaSport.com dari Sport.tv2.dk.
“Begitu banyak pemain muda Denmark yang menyukainya di sini."
"Jika mereka menonton pahlawan mereka sebelum mereka pergi ke sekolah, dan dia memberikan pertandingan seperti itu, dia menghancurkan beberapa dari banyak orang yang benar-benar peduli padanya. Itu tidak baik," tutur Fischer.
Fischer tak menyangka dengan penampilan Lee yang menurutnya bahkan seperti seorang atlet yang tidak berlatih ketika hendak tampil di turnamen besar.
Padahal, Lee merupakan seorang tunggal putra yang disegani dengan beberapa gelar prestisius sebagai juara All England, juara Asia, hingga peraih medali Olimpiade.
“Anda bisa mendengarnya di tengah kerumunan. Mereka hampir mulai tertawa. Mereka terkejut," ucap Fischer.
“Ketika Anda melihat ini, saya duduk dan berpikir bahwa ada seorang pria yang tidak berlatih."
"Permainannya sangat tidak menentu dan tidak jelas, seperti kurang latihan sebelum turnamen."
"Ia (Lee) adalah seorang pemain yang turun ke lapangan yang hampir tidak pernah berlatih sama sekali. Ia tidak bisa bergerak dan gelisah,” ujar Joachim Fischer.
Secara terpisah, Lee mengatakan bahwa kondisi fisiknya belum membaik setelah tampil pada Olimpiade Paris yang sudah berlangsung sekitar enam pekan lalu.
"Kondisi saya belum sampai di tahap yang baik. Masih banyak yang harus saya upayakan untuk menemukan kondisi terbaik saya," kata Lee.
"Setelah Olimpiade, kondisi tubuh saya agak aneh. Saya menderita banyak cedera dan saya tidak tahu kenapa."
"Saat saya berlatih dengan intensitas tertentu, saya merasakan nyeri di mana-mana. Siku dan lutut terasa nyeri dan punggung saya terasa kaku," ujarnya.