Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Mantan pelatih Jay Idzes sedang menikmati puncak klasemen Liga Italia bersama Torino ketika raksasa seperti Inter Milan masih tertidur awal musim ini.
Susunan klasemen Liga Italia awal musim ini dijejali kejutan.
Torino muncul di kursi teratas sebagai pemimpin sementara hingga pekan kelima.
Sang Banteng mengemas 11 angka dari hasil 3 kemenangan dan 2 kali seri.
Mereka adalah satu dari hanya tiga klub yang belum terkalahkan awal musim ini.
Diasuh pelatih Jay Idzes ketika di Venezia musim lalu, Paolo Vanoli, Torino berhasil memanfaatkan kondisi para raksasa yang sedang tertinggal.
Juventus dan AC Milan masih berusaha menemukan setelan mesin yang pas bersama pelatih baru.
Adapun juara bertahan Inter Milan kelihatan berkutat dengan isu kelelahan dan kondisi para pilar yang tampil di bawah standar.
Situasi tersebut dimanfaatkan secara baik oleh kontestan lain.
Kemunculan Torino di puncak klasemen melahirkan rekor romantis bagi klub.
Ini merupakan kali pertama Sang Banteng mengakhiri pekan Serie A di posisi teratas sendirian dalam 47 tahun alias nyaris lima dekade!
Kejadian terakhir muncul pada musim 1976-1977, di mana I Granata finis peringkat kedua di bawah Juventus.
1976/77 - Torino had not been alone in first place in the #SerieA standings at the end of the matchday since 1976/77, after 17 games played (29 points, considering two points for a win) - in that case they finished the championship in second place (Juventus first). Top. pic.twitter.com/QtZqWCG5rW
— OptaPaolo (@OptaPaolo) September 23, 2024
Selain Torino, meroketnya Udinese (peringkat 3) dan Empoli (5) ikut menarik perhatian.
Sama-sama dibesut pelatih anyar, performa mereka awal musim ini sangat kontras dengan musim lalu di mana Udinese dan Empoli kompak nyaris terdegradasi.
Adapun Napoli asuhan Antonio Conte sedang merangkai jalan baru untuk kembali menguasai Serie A.
Napoli sedang menduduki peringkat kedua, hanya kurang satu angka dari Torino.
Juventus (4) serta Inter, AC Milan, Lazio, Atalanta, dan AS Roma melengkapi komposisi 10 besar klasemen hingga giornata 5.
Sosok Paolo Vanoli layak mendapatkan kredit khusus untuk peningkatan kinerja Torino.
Musim lalu, pria 52 tahun ini berjasa membawa Venezia naik kelas ke Serie A.
Jay Idzes dkk meraih tiket ke kasta teratas Liga Italia setelah memenangi play-off promosi Serie B.
Baca Juga: Hasil Liga Italia - Jay Idzes Main Full, Venezia Raih Kemenangan Pertama Musim Ini Plus Clean-Sheet
Vanoli ialah pelatih yang merekrut bek andalan timnas Indonesia tersebut dari klub Belanda, Go Ahead Eagles, pada 2023.
Di Venezia musim lalu, Idzes (30 partai) menjadi bek tengah yang paling sering dimainkan Vanoli setelah Marin Sverko (38).
Idzes juga mewarnainya dengan ukiran 3 gol, terbilang bagus untuk ukuran seorang pemain bertahan.
Kinerja Vanoli menarik minat Torino yang sedang mencari suksesor bagi Ivan Juric (pelatih baru Roma sekarang) musim panas kemarin.
Sempat muncul pula rumor sang pelatih tertarik membawa serta Jay Idzes ke skuad I Granata.
Pelatih Torino Vanoli dan bek Venezia Jay Idzes berpeluk erat pasca pertandingan Jumat kemarin. ????????????❤️????????#SFT #INDOTORINO pic.twitter.com/GXAyQEJNr0
— INDOTORINO (@indotorino) September 1, 2024
Setelah bergabung di klub rival sekota Juventus, racikan segar Vanoli yang dipadukan dengan manuver transfer jitu terbukti menghasilkan performa apik.
Dalam musim debutnya di Serie A, Vanoli sukses menerapkan ilmu yang dia timba ketika masih jadi pemain maupun saat menjadi asisten Conte di timnas Italia, Chelsea, dan Inter.
"Sebuah kejutan besar ketika hal positif selalu memberikan kesenangan dan perasaan yang baik. Saya senang untuk klub dan fan Torino," ujar Gianni De Biasi, eks pelatih Il Toro.
"Saya juga ikut senang untuk pelatih yang langsung menemukan cara tepat buat mempertegas nilai-nilai skuad ini."
"Saya terkesan dengan ketenangan Vanoli dalam menghadapi misi ini. Melatih Torino berbeda dengan di Venezia."
"Dia memiliki usia dan pengalaman yang tepat, ini menjadi kekuatannya."
"Dengan sedikit tambahan kualitas, pengalaman, antusiasme, dan kegilaan yang sehat, klub dapat lolos setelah beberapa tahun absen di Eropa," tambahnya di Tuttomercatoweb.
NON è un’allucinazione collettiva ????
Classifica della Serie A fuori ora! ???? pic.twitter.com/UTEV3LaVW8
— Torino Football Club (@TorinoFC_1906) September 20, 2024
Pergantian Raja Klasemen
Situasi di Serie A awal musim ini memang dimeriahkan kemunculan raja klasemen yang berbeda di setiap pekan.
Lima klub bergantian menduduki singgasana sejak giornata 1.
Urutannya dimulai dengan Atalanta di pekan pertama, lalu secara beruntun direbut Juventus, Inter, Udinese, dan kini Torino.
Kondisinya berbeda dengan awal musim lalu ketika posisi teratas didominasi Inter Milan.
Pekan pertama 2023-2024 memunculkan Fiorentina sebagai pemuncak tabel.
AC Milan merebut takhta di pekan kedua sebelum tetangganya, Inter, mendominasi di pekan-pekan berikutnya.
Bagus untuk para rival mereka, I Nerazzurri yang ramai dijagokan mempertahankan gelar justru masih tertidur pulas awal musim ini.
Publik Torino pasti menyadari bahwa memprediksi Duvan Zapata dkk bakal langgeng di papan atas klasemen masih sangat prematur.
Kendati begitu, pendukung I Granata tetap antusias merayakan momentum ini.
Mereka boleh bermimpi sesaat lantaran hal tersebut membangkitkan memori kejayaan klub puluhan tahun silam.
"Torino peringkat pertama, sendirian. Tak pernah terjadi dalam 47 tahun. Klasemen hari ini memiliki sesuatu hal yang romantis," tulis komentator legendaris Italia, Riccardo Cucchi.
"Kita tahu, dan fan Granata paling tahu, bahwa kondisi ini tak akan bertahan sampai akhir."
"Tapi pada pekan kelima, melihat Torino di atas sana, membangkitkan kenangan lama bahwa sepak bola tidak selalu dimenangkan tim yang sama, sepak bola memberi tim lain kesempatan untuk menikmati kemenangan."
"Untuk satu pekan, melihat Torino di puncak, juga Udinese dan Empoli, adalah kejutan yang menyenangkan. Selamat bagi Torino dan Vanoli," tutupnya.
Klasemen Liga Italia (klik tautannya)