Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Bek pahlawan AC Milan, Matteo Gabbia, diklaim sebagai salah satu sosok yang cerdas. Ia dinilai layak membela Timnas Italia.
Nama Matteo Gabbia layak diperhitungkan pelatih Timnas Italia, Luciano Spalletti, untuk jeda internasional berikutnya.
Bek AC Milan, Matteo Gabbia, tengah menjadi buah bibir di sepak bola Italia.
Namanya menggema setelah menjadi sosok protagonis bagi AC Milan dalam laga Derby della Madonnina.
Sundulannya ke gawang Inter Milan di Giuseppe Meazza, Senin (23/9/2024) memastikan kemenangan krusial bagi timnya.
Gol dari Gabbia tersebut membuat I Rossoneri menang 2-1 atas Inter Milan.
Kemenangan itu tergolong berharga mengingat situasi yang sedang dialami oleh AC Milan saat ini.
Baca Juga: Baru 1 Gol, Darwin Nunez Dilarang Terlalu Senang oleh Liverpool
Mereka hanya sekali menang dalam lima pertandingan terakhir ditambah nasib Paulo Fonseca yang diambang pemecatan.
Gabbia lantas muncul sebagai pahlawan bagi AC Milan.
Peran tersebut bertolak belakang dengan kesempatannya tampil di atas lapangan.
Di musim 2024-2025, Gabbia baru dimainkan sebanyak 3 kali oleh Fonseca.
Laga kontra Inter Milan menjadi penampilan starter keduanya di Liga Italia musim ini.
Meskipun porsi bermainnya tergolong kerdil, Gabbia dinilai patut untuk membela Timnas Italia.
Laporan dari La Gazzetta dello Sport menyebutkan bahwa Gabbia layak dipertimbangkan untuk dipanggil Timnas Italia pada pertandingan jeda internasional di bulan Oktober.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Bisa Jadi Panutan sekaligus Legenda, Ternyata Ini Rahasia Besarnya
Sebagai catatan Gli Azzurri bakal melakoni dua laga di UEFA Nations League kontra Belgia (11/10) dan Israel (15/10).
Luciano Spalletti diyakini membutuhkan bek tengah yang layak menjadi sosok utama di jantung pertahanan Italia yang bisa diakomodasi dalam 3 bek tengah sejajar.
Nama-nama seperti Riccardo Calafiori, Alessandro Bastoni, Alessandro Buongiorno, Federico Gatti, dan Caleb Okoli sebelumnya sudah diundang untuk memperkuat skuad di UEFA Nations League.
Namun, nama terakhir berpeluang terganti dengan alternatif salah satunya adalah Gabbia atau Francesco Acerbi dan Gianluc Mancini.
Khusus untuk Gabbia, ia layak mendapatkan kesempatan panggilan pertama di timnas senior.
Spalletti pernah memanggilnya pada Desember 2022 untuk pemusatan latihan yang sangat panjang (lebih dari 50 nama), kemudian jebolan akademi AC Milan itu ditinggalkan.
Sementara itu, pelatih terakhir yang memanggilnya untuk Gli Azzurri adalah Paolo Nicolato, mantan pelatih Italia U-21 yang kini melatih Latvia.
Baca Juga: Rival Diminta Bersyukur, Barcelona Bisa Menang 10-0 Tiap Pekan Kalau Punya Pemain Baru
???? Two fantastic tackles to avoid conceding and a perfect header to seal the win
???? Matteo Gabbia, ladies and gentlemenpic.twitter.com/0yWl0m62Pu
— SempreMilan (@SempreMilanCom) September 23, 2024
Nicolato pernah membawa Gabbia ke dalam skuad untuk Euro 2021 kelompok umur.
Di bawah arahannya, Gabbia mendapatkan 7 kali kesempatan bermain di Italia U-21.
Terkait mantan anak didiknya itu, Nicolato mengakui bahwa Gabbia adalah salah satu pemain terbaiknya yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata.
"Matteo adalah salah satu pemain terbaik yang pernah saya miliki," tutur Nicolato.
"Ia memiliki kecerdasan di atas rata-rata, sebagai seorang pesepak bola dan seorang pria."
"Saya melatihnya dari usia 18 hingga 21 tahun dan saya ingat dengan jelas bahwa pada usia 18 tahun, ia sudah menjadi seorang pria."
"Anda dapat berbicara dengannya segala hal, bukan hanya sepak bola."
Baca Juga: Real Madrid Tertinggal 3 Langkah, Trio Barcelona Jauh Lebih Berbahaya
"Di bawah arahan saya, ia juga bermain sebagai seorang gelandang dan ia ditakdirkan untuk berkembang lebih jauh lagi, karena ia cerdas, ia menerapkannya."
"Matteo melihat umpan lebih jauh ke depan daripada yang lain dan telah meningkatkan kemampuannya dalam melakukan marking."
"Ia memiliki fisik, teknik dan sundulan yang baik."
"Suatu ketika saya mengirimnya ke bangku cadangan dan kami membicarakannya, dengan penuh kebijaksanaan dan rasa hormat."
"Dengan pemain lain hal itu tidak mungkin terjadi," pungkasnya.