Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Jagat balap motor menantikan seri MotoGP Indonesia yang akan berlangsung pada akhir pekan ini.
MotoGP Indonesia tetap berjalan meski sempat diwarnai kabar tidak sedap.
Beberapa pekan sebelum hajatan di Sirkuit Mandalika, tersiar kabar bahwa pemerintah kesulitan untuk membayar hosting fee dari Dorna Sport selaku promotor MotoGP.
Seperti dilansir dari AntaraNews.com, biaya penyelenggaraan MotoGP Indonesia naik menjadi 231 miliar Rupiah tahun ini.
Polemik muncul ketika pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat keberatan dengan nominal yang mesti dibayarkan.
Sebelumnya, hosting fee ditanggung pemerintah pusat secara penuh pada edisi 2022 kemudian sebagian pada 2023 lewat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Untungnya, jalan keluar sudah ditemukan sehingga acara tetap berjalan.
Rabu (18/9/2024), sepekan sebelum acara, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) menyatakan pembayaran hosting fee sedang diproses.
Sejumlah instansi ikut membantu pendanaan mulai dari Kemenparekraf, Kementerian Pemuda dan Olahraga, hingga pemerintah daerah Lombok Tengah.
"Pembayaran hosting fee MotoGP cukup banyak yang mendukung. Artinya race dipastikan tetap berlangsung," kata Chairman Pertamina Grand Prix of Indonesia, Troy Warokka.
"Kami terus bekerja untuk mendapatkan dukungan sumber hosting fee ini. Bisa dibayar sebelum race atau setelah race, tidak ada masalah dari pihak Dorna Sport."
Saat MotoGP Indonesia aman, situasi berbeda dialami seri balap di kawasan Asia lainnya.
Adalah GP India, event yang terancam batal digelar kembali sejak debutnya di kalender MotoGP pada tahun lalu.
Sejatinya digelar tahun ini sebagai seri yang mendahului GP Indonesia, GP India dihapus dari jadwal karena pihak penyelenggara tidak dapat membayar hosting fee.
Agenda pemilihan umum di Negeri Bollywood disebut sebagai penyebab dari kesulitan finansial yang terjadi.
Padahal MotoGP India telah menjadi salah balapan favorit bagi pembalap.
Walau penyelenggaraannya sempat berantakan, Sirkuit Buddh yang menjadi arena memikat hati para rider karena lintasan yang menantang.
"Beberapa bagian sangat sulit, seperti tikungan pertama. Hanya ada satu jalur di sana, dan kita harus mengerem di titik yang tepat," papar Francesco Bagnaia.
"Jauh lebih baik daripada yang kami semua kira. Mereka telah melakukan pekerjaan hebat dalam beberapa bulan terakhir," tukas Marc Marquez.
Komitmen dari penyelenggara membuat GP India direncanakan masuk sebagai salah satu seri di awal musim pada MotoGP 2025.
Namun, lagi-lagi rencana batal setelah GP India diumumkan akan ditunda untuk tahun berikutnya yaitu 2026 dan cuma jadi sirkuit cadangan untuk 2025.
Jurnalis MotoGP, Simon Patterson, dalam tulisannya di The-Race menilai sulit bagi MotoGP India untuk digelar lagi ke depannya.
Alasan pertama adalah dua kali pembatalan dalam waktu dua tahun dan situasi dalam negeri yang bergejolak sehingga promotor lama, Fairstreet Sports, dicopot dari perannya.
Kemudian tender awal untuk menggantikan mereka dibatalkan dan diterbitkan kembali."
"Sekarang terlihat sangat tidak mungkin MotoGP akan kembali ke Buddh terlepas dari pentingnya pasar sepeda motor India bagi para pabrikan," tulis Patterson.
Balapan lain yang terancam 'ghoib' adalah GP Portugal yang juga menjadi balapan favorit lainnya karena lintasan yang menantang.
Akan tetapi, dorongan yang diberikan pembalap nasional, Miguel Oliveira, membuat pemerintah Negara Semenanjung Iberia itu mengulurkan bantuan.
GP Portugal akhirnya tetap digelar pada 2025-2026, beriringan dengan kontrak Oliveira, kampiun MotoGP Indonesia 2022, bersama Pramac Yamaha.
"Grand Prix MotoGP adalah salah satu acara olahraga yang paling banyak dilihat di dunia," kata Menteri Pariwisata Portugal, Pedro Machado.
"Acara ini menjangkau lebih dari 200 wilayah dan dengan basis penggemar yang jumlahnya lebih dari 500 juta."
"Oleh karena itu, kita berbicara tentang sebuah acara yang memiliki kemampuan unik untuk mempromosikan dan memproyeksikan Portugal sebagai tujuan wisata dan sebagai penyelenggara acara olahraga besar."
"Dengan mendukung penyelenggaraan inisiatif ini, kami memperkuat reputasi dan daya tarik negara kami dan ini sangat penting dari sudut pandang pariwisata."