Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Erik ten Hag menghadapi periode krusial yang bisa menentukan kelanjutan nasibnya di kursi pelatih Man United beberapa pekan mendatang.
Hasil seri Man United saat menjamu FC Twente di Liga Europa, Rabu (25/9/2024), membahayakan posisi Erik ten Hag.
Sang pelatih semakin susah berkelit dalam kondisi penurunan performa pasukannya.
Sebelumnya Ten Hag menggunakan alibi banyaknya pemain cedera yang membuat tim susah menampilkan materi terbaik sesuai taktiknya.
Kini dengan pulihnya sejumlah personel semacam Rasmus Hojlund atau Mason Mount sekalipun, faktanya United masih saja mengecewakan.
Beberapa pemain termasuk rekrutan anyar seperti Manuel Ugarte dan Joshua Zirkzee juga masih mencari-cari setelan permainan yang pas dengan taktik Ten Hag.
Pascaduel versus Twente, eks pelatih Ajax kembali menekankan alibi andalannya.
Man United disebut masih dalam proses transisi untuk membangun sebuah tim yang kompeten.
Mereka dibilang berada dalam jalur yang tepat kendati hanya meraih 3 kemenangan dari 8 partai pertamanya musim ini.
Masing-masing kemenangan itu pun hanya diraih atas Fulham (1-0), Southampton (3-0), dan klub divisi tiga, Barnsley (7-0).
Baca Juga: Man United Cuma Menang 1 Kali dari 9 Laga, ke Mana DNA Eropa Setan Merah?
Raihan gelar piala domestik dalam dua musim terakhir jadi prestasi yang terus dibanggakan Ten Hag.
Masalahnya, mereka masih saja kesulitan bersaing di pentas utama, Liga Inggris.
Sampai pekan kelima, pasukan Ten Hag berada di luar 10 besar klasemen walaupun menghabiskan duit 888 juta pounds guna membangun skuadnya!
Nilai setara 17,9 triliun rupiah itu merupakan angka terbanyak kedua setelah Chelsea (1,1 miliar pounds).
Mengingat kehadirannya sudah memasuki musim ketiga, problem adaptasi pemain, seperti halnya transfer dan cedera, jadi tak valid lagi.
Kelesuan di Man United dianggap semata karena kegagalan Ten Hag sendiri meracik materi mewah yang ada.
Ia dianggap gagal dalam pemilihan taktik, seleksi tim, dan kecenderungan pribadinya terhadap beberapa pemain.
"Jika kami berakhir dengan menunjuk pelatih baru, ini terjadi karena Ten Hag telah memecat dirinya sendiri," kata Mark Goldbrige, fan United sekaligus pemengaruh terkenal di Inggris.
"Dia tak bisa lagi komplain tentang cedera, komplain tentang dirinya tidak diberikan kesempatan, dan fan yang tidak sabar," katanya.
Akibat rentetan kelesuan ini, posisi Ten Hag diberitakan makin kritis.
Media-media Inggris maupun fan sudah memunculkan prediksi kapan pria Belanda itu bakal menjalani laga terakhirnya di Man United.
Tiga partai berikutnya krusial sebagai penghakiman kinerja.
Man United akan melakoni laga sulit melawan Tottenham (29/9/2024), tandang ke FC Porto (3/10/2024), serta mengunjungi Aston Villa (6/10/2024).
Dua musuh di Liga Inggris itu berposisi lebih tinggi dari Setan Merah, sedangkan lawatan ke kandang raksasa Portugal akan sulit bagi siapa pun.
Baca Juga: Man City Ditinggal Rodri, Bisa-bisa Lahir Juara Liga Inggris dengan Poin Terendah dalam Sejarah
Kalau hasil dalam tiga partai tersebut bobrok, jangan heran bila Ten Hag kehilangan pekerjaan setelah laga versus Aston Villa, 6 Oktober mendatang.
Pasalnya setelah itu kompetisi akan rehat karena kalender pertandingan internasional.
Jeda selama dua pekan biasanya dimanfaatkan klub guna mengevaluasi kinerja tim secara mendalam, termasuk potensi mengganti pelatih.
Atau kalau masih dipertahankan, Ten Hag diperkirakan memiliki waktu sampai pekan terakhir Oktober.
Saat itu Man United punya jadwal bertemu Fenerbahce di Turki pada matchday 3 Liga Europa (24/10/2024).
Setelah menjalani tiga partai, setidaknya petinggi klub sudah mulai mengetahui sebesar apa peluang Man United melaju di kompetisi tersebut.
Bakal seru karena duel di Istanbul nanti mempertemukan Setan Merah dengan eks pelatih mereka, Jose Mourinho, yang membesut kubu lawan.
Kekalahan dari pelatih pemberi gelar kontinental terakhir Man United itu bisa jadi akhir yang pahit dan dramatis bagi Erik ten Hag.
Jadwal sampai Oktober 2024