Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pembalap Pertamina Enduro VR46 Racing Team, Fabio Di Giannantonio, merasa kecewa usai meraih hasil minor pada GP Indonesia.
GP Indonesia 2024 yang berlangsung di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat akhir pekan kemarin berakhir menyedihkan bagi Di Giannantonio.
Rider asal Italia tersebut sejatinya memiliki potensi untuk meraih hasil manis pada balapan utama GP Indonesia dengan start dari urutan kedelapan.
Di Giannantonio semakin percaya diri untuk mengantarkan tim milik Valentino Rossi tersebut melejit usai tampil meyakinkan di sesi sprint.
Pada sesi balapan mini sehari sebelumnya tersebut, rider yang akrab disapa Digia itu meraih satu poin usai finis di posisi kesembilan.
Nasib lain terjadi pada balapan utama tatkala Digia harus menelan kecewa setelah mengalami crash di tikungan 10 Sirkuit Mandalika.
Rekan setim Marco Bezzecchi itu terjatuh setelah kehilangan kendali roda depan karena berduel dengan Marc Marquez di lap kesembilan.
Setelah Di Giannantonio terjatuh, rider milik Gresini Racing itu juga harus pulang lebih cepat karena motornya mengalami masalah teknis.
Duel dengan Marc Marquez di Mandalika menjadi momen yang epik bagi Di Giannantonio pada GP Indonesia meski berujung dengan rasa kecewa.
Terlebih lagi, Di Ginanntonio merupakan tumbal atas kedatangan Marc Marquez di Gresini Racing.
"Saya terjatuh setelah sembilan lap setelah kehilangan kendali roda depan," kata Di Giannantonio, dilansir dari laman Motosan.
"Dalam pertarungan kami dengan Marc Marquez, kami kehilangan banyak waktu, karena saya jauh lebih cepat."
"Kami bersaing cukup lama, dan ketika saya akhirnya menyalipnya, saya ingin melakukan lap yang cepat."
"Tetapi saya kehilangan grip roda depan di Tikungan 10, kami masih belum sepenuhnya memahaminya."
"Karena saya tak melaju dengan cara yang berbeda dari sesi pagi hari dalam pemanasan, kami cepat dan menampilkan performa yang bagus."
Dalam kesempatan yang sama, Di Giannantonio juga merasa hasil mino ini dia dapatkan karena dia memutuskan untuk memakai ban soft.
Dia memilih ban berkompon lunak dalam sesi balapan utama ini lantaran sebelumnya sudah merasa nyaman dan terbukti membuatnya melejit.
Di sisi lain, kompon soft yang memiliki ketahanan yang kurang maksimal di atas lintasan bertemperatur panas juga menjadi perhatian Digia.
"Kami memiliki banyak data dan informasi yang tersedia dari para teknisi sejak hari Sabtu," kata Di Giannantonio.
"Bagi saya, saya bisa menggunakan ban belakang lunak karena saya telah bekerja dengan baik di Sprint, jadi saya mengambil risiko."
"Dengan manajemen gas yang berbeda dan kecepatan yang intens, saya tahu saya bisa menyelesaikan balapan."
"Pada awalnya, saya mencoba untuk memulihkan posisi sebanyak mungkin, karena ini adalah momen ketika kompon ini bekerja paling baik."
"Meskipun saya kehilangan waktu dari Marquez."
"Saya tahu bahwa dengan kompon lunak saya akan mulai merasa kesulitan setelah 15 lap."
"Banyak hal yang bergantung pada seberapa banyak ketahanan ban yang tersisa."
"Tapi saya percaya diri karena saya sangat berhati-hati dalam membuka gas."
"Dan sebelum balapan, saya telah menganalisis semua data untuk memahami di mana saya harus menjaga temperatur ban belakang."
"Kami berada di posisi yang bagus untuk melakukannya dengan baik," imbuhnya.
Baca Juga: Jadi Perdebatan, Marco Bezzecchi dan Francesco Bagnaia Bahas Motor Ducati 2023 dan 2024