Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Bek timnas Indonesia, Calvin Verdonk, masih kecewa karena gagal meraih poin maksimal saat melawan Bahrain dan China.
Pada laga putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia tersebut, skuad Garuda gagal meraih target.
Mereka datang dengan membawa misi meraih enam poin demi menjaga persaingan di papan klasemen.
Namun, Indonesia hanya meraih satu poin dari hasil imbang melawan Bahrain dan tumbang dari China.
Kondisi ini membuat mereka tertahan di posisi kelima klasemen sementara.
Baca Juga: Kata Rafael Struick Setelah Debut Bersama Brisbane Roar, Berharap 'Magis' Timnas Indonesia Mengalir
Calvin Verdonk menjelaskan, skuad Garuda datang dengan kepercayaan tinggi di dua pertandingan tersebut.
Menurutnya, wasit Ahmed Al Kaf memberikan keputusan yang cukup kontroversial saat melawan Bahrain.
Kinerjanya di lapangan kurang maksimal dan lebih merugikan tim tamu.
"Itu adalah pertandingan di mana Anda bisa meraih tiga poin dua kali, meskipun kami tidak mengasumsikannya."
"Pertama melawan Bahrain, kami bermain sangat buruk."
"Wasit yang memimpin pertandingan juga tidak terlalu bagus," kata Calvin Verdonk dilansir BolaSport.com dari laman Forza NEC.
Baca Juga: Segera Tinggalkan Suwon FC, Pratama Arhan Gabung ke Semen Padang, Fans Timnas Indonesia Setuju?
Pemain NEC Nijmegen ini menilai tambahan waktu ekstra tiga menit membuat Bahrain akhirnya mencetak gol.
Sebenarnya, laga tersebut berakhir pada menit ke-90+6 dan wasit menahan untuk mengakhiri laga.
Pertandingan baru berakhir pada menit ke-90+9 tepatnya saat Muharabi Dilmun selesai.
"Saya pikir enam menit perpanjangan waktu dan mereka mencetak gol pada menit ke-99."
"Sepertinya dia (wasit) membiarkan permainan terus berlanjut sampai Bahrain mencetak gol."
"Dalam hal ini, kami tidak beruntung, tetapi kami sendiri tidak bermain bagus," lanjutnya.
Saat melawan China, mereka menjadi unggulan karena tim tuan rumah mencatatkan tiga kekalahan sebelum laga tersebut.
Namun, banyak pemain Team Dragons yang tiba-tiba cedera membuat ritme permainan Indonesia terhambat.
Pasukan Shin Tae-yong sebenarnya menguasai jalannya pertandingan dan cukup aktif menciptakan peluang.
Serangan balik China lebih efektif dan berbuah dua gol di laga tersebut.
"Melawan China, kami adalah favorit, hanya saja kami tertinggal dengan cepat di babak pertama."
"Dalam pertandingan seperti itu, sangat sulit untuk bangkit ketika Anda tertinggal."
"Negara-negara tersebut mulai mengulur-ulur waktu. Tulang rusuk penjaga gawang itu terasa sakit sepanjang waktu dan ia selalu berada di tanah."
"Itu sebenarnya dimulai dari skor 0-0. Gol penyama kedudukan datang terlambat," tutupnya.