Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Bek Timnas Indonesia, Calvin Verdonk masih kecewa dengan hasil lawan Bahrain dan China di lanjutan ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Timnas Indonesia bertandang ke markas Bahrain dan China pada Oktober 2024 lalu.
Sayang, Skuad Garuda gagal meraih tiga poin dari markas kedua tim tersebut.
Kemenangan Timnas Indonesia "dirampok" usai Bahrain mencetak gol penyeimbang pada menit ke-90+9 dengan skor 2-2.
Seharusnya, gol tersebut tidak terjadi seandainya wasit tidak memberikan tiga menit lebih banyak dari batas tambahan waktu di babak kedua.
Di markas China, Timnas Indonesia kalah 1-2 di Qingdao.
Pada dua laga tersebut, Verdonk jadi starter untuk Timnas Indonesia.
Calvin Verdonk mengaku masih sangat menyesali hasil dua laga tersebut.
Seharusnya, Skuad Garuda bisa meraih enam poin dari markas Bahrain dan China.
Dirinya mengaku kepemimpinan wasit Ahmed Al-Kaf dari Oman sangatlah buruk.
Meski begitu, bek 27 tahun tersebut juga tak menampik bahwa Skuad Garuda tak tampil terlalu apik pada laga di markas Bahrain.
“Ini adalah pertandingan di mana Anda bisa meraih tiga poin dua kali," ujar Verdonk dilansir BolaSport.com dari Forza NEC.
"Meskipun kami tidak menduganya."
"Pertama, kami bermain sangat buruk melawan Bahrain."
"Wasit di sana juga tidak bagus."
"Saya kira ada enam menit perpanjangan waktu dan mereka mencetak gol pada menit ke-99."
Baca Juga: Maarten Paes Nganggur Sampai Januari 2025, Tersedia untuk Timnas Indonesia Saat ASEAN Cup 2024
"Sepertinya dia membiarkan permainan berlanjut hingga Bahrain mencetak gol."
"Kami tidak beruntung dalam hal itu, tetapi kami sendiri juga tidak bagus," lanjutnya.
Calvin Verdonk tambah kaget saat kalah di markas China.
Dirinya tidak menyangka usai tertinggal dua gol di babak kedua.
Dia lebih heran lagi dengan kebiasaan pemain China yang kerap membuang-buang waktu agar dapat tiga poin di kandang sendiri.
"Kami difavoritkan melawan China, tetapi Anda dengan cepat tertinggal di babak pertama," ujar Verdonk.
"Dalam pertandingan seperti itu, sangat sulit untuk bangkit saat Anda tertinggal."
"Semua negara itu membuang-buang waktu. Kiper itu mengalami masalah dengan tulang rusuknya sepanjang waktu dan tergeletak di tanah sepanjang waktu."
"Itu sebenarnya dimulai saat kedudukan 0-0. Gol penyeimbang datang terlambat," tutupnya.