Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Sikap sportif ditunjukkan ganda putra terbaik Denmark, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen setelah kalah menyesakkan di final turnamen kandang, Denmark Open 2024.
Ambisi Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen untuk meraih gelar di depan publik Jyske Bank Arena, Odense, Denmark, sirna dengan cara menyakitkan.
Tampil dominan sepanjang awal gim pertama dengan permainan bersih dan agresif, mereka justru tertikung Liang Wei Keng/Wang Chang (China).
Ya, pertarungan antara pasangan nomor satu (Liang/Wang) dan dua (Astrup/Rasmussen) dunia awalnya berlangsung seru dan memberi harapan kepada tuan rumah.
Tetapi di pengujung gim pembuka, bak terjun bebas, Astrup/Rasmussen kehilangan angka beruntun hingga tertikung.
Dari unggul nyaman 17-13, pasangan tuan rumah kewalahan menghadapi perubahan taktik Liang/Wang hingga berujung kalah 18-21, 17-21.
Astrup/Rasmussen bukannya tidak ingin bangkit pada gim kedua, di mana asa untuk memaksakan rubber game masih terbuka.
Akan tetapi, tekanan di lapangan yang diberikan oleh Liang/Wang sulit untuk dielak oleh mereka.
Liang/Wang mulai mengetahui celah Astrup/Rasmussen yang gemar main cepat.
Dengan sedikit melambatkan tempo, pasangan China lebih banyak memotong bola di area midcourt, yang notabene jadi keahlian Wang Chang.
Bagi ganda putra Denmark, kekalahan di rumah sendiri jelas bukan hasil yang diinginkan.
Apalagi, ini adalah kegagalan kedua mereka secara beruntun setelah pekan lalu juga jadi runner-up pada Arctic Open 2024 di Finlandia.
Selain itu Astrup/Rasmussen juga belum pernah menjadi juara di Denmark Open sepanjang karier mereka.
Kendati demikian, Astrup tidak sungkan mengakui bahwa Liang/Wang memang memiliki keunggulan yang tidak dimiliki pasangan lainnya.
"Kami bertemu dengan ganda putra terbaik di dunia," kata Astrup membuka opininya dikutip Bolasport.com dari TV2 Sport Denmark.
"Mereka bagus dalam banyak hal di mana kami juga bisa menguasainya saat keadaan menjadi sulit dalam situasi penting."
"Permainan mereka menjadi lebih baik, dan kami pun masih melakukan hal yang sama."
"Namun, mereka memiliki antisipasi yang agak lebih tajam dibandingkan semua pasangan lain yang kami hadapi di turnamen ini."
"Pertadingan ini menjadi sangat sulit, mereka bermain dengan sangat bagus," tandasnya.
Wang Chang sendiri di awal permainan sempat terlihat gugup.
Dia menjadi biang kerok dari lepasnya sejumlah poin bagi dirinya dan Liang Wei Keng akibat eror yang cukup banyak.
Akan tetapi, momen ini tidak sanggup dimanfaatkan Astrup/Rasmussen.
Rasmussen tidak ingin meratapi kegagalan selama dua pekan beruntun.
Daripada bersedih, dia lebih memilih untuk mengambil sisi positif dari hasil dua kali runner-up ini.
"Kami selalu pandai untuk kembali ke puncak ketika kami sedang terpuruk," kata Rasmussen, menyemangati diri sendiri.
"Itu adalah titik terendah secara mental, tetapi itu juga menjadi titik puncak kami. Kami sudah terlatih untuk mengambil semua hal positif dari Olimpiade."
"Dan saya pikir, dukungan penggemar dengan pesan dan kata-kata penyemangat juga membantu kami untuk tetap bertahan."
"Kami juga berpikir bahwa sekalipun terpuruk, tetap bermain bulu tangkis, berpergian, dan mendapatkan pengalaman adalah hal yang luar biasa."
"Meskipun kami kalah, ini tetap merupakan pekan yang ajaib," pungkas Rasmussen.
Baca Juga: Indonesia International Challenge 2024 Digelar di Surabaya, Yeremia/Rahmat Rindu Juara Lagi