Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Tim bola voli putri, Gwangju AI Pepper Savings Bank, memenangi laga pembuka mereka pada Liga Voli Korea 2024-2025 sejak pertama kali didirikan.
Bertandang ke markas Gimcheon Korea Expressway Hi-Pass, Pepper yang menjadi tim dengan peringkat paling buncit pada Liga Voli Korea musim lalu itu meraih kemenangan tiga set langsung.
Mereka berhasil meraih kemenangan dengan skor 25-17, 25-22, 25-14 pada laga yang digelar di Gimcheon Gymnasium, Korea Selatan, Selasa (22/10/2024).
Hasil ini menjadi kemenangan bersejarah bagi AI Peppers karena mengakhiri catatan buruk setelah selalu kalah pada pertandingan pertama mereka pada Liga Voli Korea.
Pepper adalah tim voli putri termuda yang didirikan pada 2021 dan menduduki peringkat terakhir selama tiga musim berturut-turut.
Mereka hanya meraih 3 kemenangan pada musim 2021-2022 yang menjadi musim pertamanya, dan 5 kemenangan pada musim 2022-2023.
Bahkan pada musim 2023-2024, di mana pelatih kepala asing Joe Tringe ditunjuk dan striker sayap tim nasional Park Jeong-ah direkrut, tim hanya berhasil meraih 5 kemenangan.
Menjelang musim keempat dalam keikutsertaan mereka pada Liga Voli Korea, Pepper mencari perubahan dengan mempercayakan tongkat estafet kepada pelatih Chang So-yeon yang mantan middle blocker dan pernah memperkuat Red Sparks.
Baik dalam draft pemain asing maupun kuarter Asia, ia menerima pilihan pertama dan memanfaatkan tinggi badan dengan menunjuk outside hitter asal Serbia, Varvara Jabi (191 cm) dan middle blocker asal China, Zhang Yu (197 cm).
Tinggi badan pemain asing mereka adalah kekuatan pendorong di belakang Pepper untuk tampil cemerlang.
Meskipun hanya satu pertandingan yang telah dimainkan, perlu juga dicatat bahwa pelatih Chang telah menangani serangan dengan bai yang dia tekankan di luar musim.
Musim lalu, Pepper Savings Bank melakukan 681 kesalahan, terbanyak kedua dalam Liga Voli Korea.
Namun pada laga pembuka melawan Korea Expressway Corporation, tim bermain lebih stabil dan lawannya banyak melakukan kesalahan.
Pepper Savings Bank, yang memulai musim baru dengan suasana yang berbeda dari sebelumnya, akan menghadapi peringkat ke-3 musim lalu, Daejeon JungKwanJang Red Sparks di Gwangju Gymnasium, Jumat (25/10/2024) yang merupakan markas Red Sparks.
Seperti Pepper Savings Bank, Red Sparks yang diperkluat pebola voli putri Indonesia, Megawati Hangestri Pertiwi, ini juga merupakan tim dengan kekuatan yang tinggi.
Red Sparks yang memiliki pemain solid termasuk Jung Ho-young (190 cm) dan Park Eun-jin (187 cm) sebagai middle blocker memilih Vanja Bukilic dengan tinggi 198 cm sebagai pemain asing musim ini.
Jika tinggi badan Pepper Savings Bank juga berhasil melawan Red Sparks, peluang menjadi kuda hitam pada Liga Voli Korea musim ini semakin besar.
Pada Hari Media Wanita Liga Voli Korea yang diadakan pada 16 Oktober, pelatih Pepper, Cho mengungkapkan tekadnya.
"Saya tidak akan menjadi pecundang pada Liga Voli Korea dan saya pasti ingin meraih kemenangan dua digit," ucap Chang dilansir dari MKsports.co.kr.
Perhatian tertuju pada apakah Pepper yang bertahan di peringkat terakhir selama tiga tahun terakhir mampu menggoyahkan peringkat voli putri pada musim baru.
Ketekunan pelatih Chang So-yeon membuahkan hasil saat ia menandai debutnya sebagai pelatih profesional dengan kemenangan.
Setelah pensiun dari perusahaan konstruksi jalan pada 2016, ia bekerja sebagai komentator dan mengambil alih kepemimpinan Pepper Savings Bank pada Maret tahun ini.
Ada beberapa kekhawatiran karena dia tidak punya pengalaman melatih, tetapi dia punya pengetahuan sendiri.
Hal pertama yang menjadi fokusnya adalah pemulihan. Tim Pepper Savings Bank, yang terbiasa kalah dan berada di posisi terakhir, dipenuhi dengan persepsi bahwa 'kita tidak bisa mencapai hasil yang baik.'
Oleh karena itu, pelatih berusia 50 tahun itu fokus menghilangkan rasa kekalahan dan membangun kepercayaan diri dalam tim.
Baca Juga: Megawati Ungkap Kemungkinan Lakoni Musim Terakhir di Red Sparks di Liga Voli Korea 2024-2025
"Sekalipun kesalahan yang tidak masuk akal terjadi selama latihan tim dan latihan permainan, saya mencoba mencari poin bagus," ujar Chang.
Meski ada keinginan untuk memperkuat tim, fokusnya adalah memperkuat tim dibandingkan merekrut pemain besar.
"Saya memutuskan untuk mempercayai pemain yang ada sebanyak mungkin kemudian suasana tim dengan cepat membaik," ucap Chang.
"Saya mengembangkan keinginan untuk 'ayo kita lakukan'. Momentum yang diperoleh dari kompetisi tetap dipertahankan."