Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pembalap Pertamina Enduro VR46, Andrea Iannone, terkejut dengan tantangan besar yang harus dihadapinya untuk kembali bersaing di MotoGP.
Andrea Iannone mengungkapkan beberapa faktor yang membuatnya sudah banyak tertinggal dari pembalap lain.
The Maniac menyelesaikan sprint MotoGP Malaysia pada Sabtu (2/11/2024) di Sirkuit Sepang, Selangor, Malaysia, dengan finis di urutan ke-19.
Iannone hanya lebih baik dari Lorenzo Savadori (Trackhouse Racing) yang juga pembalap non-reguler di MotoGP.
Diakui pembalap berusia 35 tahun itu, bahwa dia buta dengan banyaknya perubahan pada motor MotoGP setelah absen selama lima tahun.
Tak hanya itu, motor purwarupa MotoGP saat ini juga begitu menguras fisik. Bagi Iannone, perubahan itu yang menurutnya paling sulit untuk diatasi.
Bahkan melakoni balapan sprint sudah sulit bagi Iannone.
Padahal, durasi sprint hanya setengah dari durasi balapan grand prix yang mana antara 40 - 45 menit dengan jarak tempuh 100 - 130 kilometer seperti dikutip dari Total Energies.
"Sayang sekali karena dengan terlalu banyak lap, balapan MotoGP menguras tenaga," kata Iannone kepada Sky Sports Italia dilansir via Corsedimoto.
"Bahkan jumlah lap Sprint terlalu banyak bagi saya, setelah lima lap saya sudah habis."
"Motor ini menghancurkan kita secara fisik, mereka sangat menguras tenaga sehingga sulit untuk mengendarainya."
"Kecepatannya ada, tetapi kalau saja saya memiliki kekuatan untuk berlomba seperti seharusnya dan menyelesaikan balapan... Bagaimanapun, saya senang."
Iannone terakhir kali membalap di kelas utama pada tahun 2019 dengan usia masih 30 tahun saat itu.
Satu perubahan besar yang terjadi sepeninggalan Iannone adalah peran aerodinamika yang makin besar.
Jika pada zaman Iannone hanya di bagian moncong dan fairing samping, komponen aero kini terpasang hampir di setiap sudut motor.
Peran aerodinamika membuat pembalap bisa melaju makin cepat. Namun, untuk mencapai performa tingkat tinggi itu diperlukan pula usaha yang lebih besar dari sebelumnya.
"Ini luar biasa. Ada sistem pengereman yang lebih besar, kita bisa mengerem dengan lebih keras. Ada beban aerodinamis besar yang dihasilkan motor," kata Iannone.
"Kita harus mengerem dengan sangat keras, memacu motornya sejauh mungkin menuju tikungan."
"Makin keras kita melaju, makin baik, seperti F1, makin pelan kita melaju, makin buruk semuanya akan terjadi. Makin cepat kita melaju, motor makin menikung."
"Dengan kecepatan yang lebih rendah, motor cenderung bergerak lebih lurus karena lebih sedikit menekan ke tanah, sehingga lebih sedikit ground effect. Ini seperti di F1."
"Semua ini berarti lebih banyak upaya fisik," tutur Iannone.
Selanjutnya, Iannone mengungkapkan perubahan motor MotoGP yang menurutnya lebih panjang dan lebih besar.
Iannone bahkan tak tahu bagaimana caranya untuk menyelesaikan balapan MotoGP Malaysia yang berlangsung selama 20 lap dengan jarak tempuh 110,86 km.
"Hari ini fantastis. Dua lap berhasil saya atasi, saya memiliki pace balapan 1 menit 59,5 detik, tetapi setelah beberapa saat saya sudah habis," kata Iannone.
"Saya meninggalkan MotoGP ketika dengan waktu 59,5 kita hampir mendapatkan pole position."
"Sekarang motornya lebih panjang dan lebih besar, karena kita harus mengerem lebih keras dan menghasilkan lebih banyak daya di semua titik."
"Itu bagus, karena itu adalah hal yang luar biasa. Anda membuat perbedaan besar saat mengerem."
"Saya menikmatinya, tapi sekarang saya sudah ingin pulang karena saya lelah..."
"Besok apa yang akan saya lakukan dengan 21-22 lap? Mungkin pit stop, berhenti beberapa lap dan memulai kembali," candanya.
Tentunya balapan MotoGP tidak mengenal pit stop kecuali jika ada perubahan kondisi trek seperti flag-to-flag atau jika ada kerusakan pada motor.
Iannone bercanda lagi bahwa dirinya harus memenangkan gelar juara di World Superbike terlebih dahulu sebelum kembali ke MotoGP.
"Anda harus memberi tahu Dall'Igna dan Ducati untuk memberi kami motor pabrikan..," katanya.
Iannone juga belum bisa memastikan apakah ia akan kembali membalap pada seri terakhir MotoGP 2024.
"Kami belum memutuskan, tidak ada tekanan," ujar sosok yang menggantikan tempat Fabio Di Giannantonio itu.