Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pelatih tunggal asal Denmark, Kenneth Jonassen, sudah bicara visi dan misinya membawa tunggal putra Malaysia ke Olimpiade Los Angeles 2028.
Usaha Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) untuk merengkuh medali emas pertama di ajang Olimpiade, khususnya di nomor tunggal putra dilakukan dengan serius.
Mendatangkan Kenneth Jonassen adalah satu langkah besar BAM demi mengembalikan kejayaan nomor tunggal putra mereka.
Semenjak ditinggal Lee Zii Jia yang mundur dari pelatnas, BAM memang sempat hampir krisis pemain.
Sejumlah nama pemain tunggal putra pelatnas mereka belum ada yang greget.
Satu pemain yang sempat menonjol yaitu Ng Tze Yong, malah ditimpa musibah karena cedera tulang belakang dan masih absen sampai saat ini.
Sekarang dengan menggandeng Jonassen, BAM bermimpi untuk meraih hasil maksimal di persaingan tunggal putra.
Apalagi latar belakang pelatih 50 tahun itu tak main-main.
Selain merupakan mantan pemain ranking 2 dunia di era Taufik Hidayat, Lin Dan, Peter Gade, dia juga bekas pelatih di pelatnas Denmark.
Jonassen pula lah yang membawa Viktor Axelsen dan Anders Antonsen bisa menjadi pemain kelas dunia.
Mantan Juara Eropa 2008 itu pun sangat antusias menyambut perjalanan kariernya sebagai pelatih di Negeri Jiran.
Dia mengaku tak ada keraguan untuk mengiyakan pinangan BAM sejak pertama kali dihubungi.
"Bulu tangkis sangat penting di sini," kata Kenneth Jonassen dikutip Bolasport dari Berita Harian.
"Hanya dengan satu panggilan telepon, saya sudah mulai membayangkan kemungkinan untuk berada di Malaysia," tambahnya.
Menurut Jonassen, dia melihat ada potensi besar dari sejumlah tunggal putra Malaysia yang bila dipoles dengan tepat, dapat menjadi pemain kelas dunia.
Salah satu yang masuk dalam kacamata pengamatannya adalah Ng Tze Yong yang juga memang pernah mengalahkan Viktor Axelsen pada tahun lalu sebelum cedera.
"Kali pertama saya melihat Tze Yong bermain di Thomas Cup, saya tahu dia punya potensi besar," kata Jonassen.
"Sebagai pelatih, impian saya adalah membawa bakat seperti itu ke tahap maksimum."
"Perjalanan ini akan panjang tapi kita harus percaya," tandasnya.
"Kematangan setiap pemain kan berbeda-beda. Ada yang mencapainya di usia awal 20-an, ada pula yang perlu waktu lebih lama. Tugas saya adalah memaksimalkan potensi mereka," jelas dia.
Jonassen juga sudah langsung memikirkan target utama BAM yakni menatap Olimpiade Los Angeles 2028.
Sampai saat ini, Malaysia memang belum pernah meraih medali emas Olimpiade di cabang olahraga apapun termasuk bulu tangkis.
Di bulu tangkis, hasil terbaik Malaysia pada ajang multievent empat tahunan itu sudah cukup lama diraih, yaitu pada Olimpiade Rio 2016 lewat tiga medali perak dari Lee Chong Wei, Goh V Shem/Tan Wee Kiong, dan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying.
"Saya bukanlah pelatih yang terus memberikan instruksi. Saya perlu memahami budaya dan cara komunikasi di sini," kata Jonassen.
"Penting bagi saya untuk bekerja jujur dan mendengarkan sudut pandang pemain. Ini adalah proses pembelajaran bagi saya juga."
"Jika saat kualifikasi Olimpiade dimulai kami malah belum siap, itu akan lebih sulit," kata Jonassen.
"Jadi kami harus benar-benar fokus. Saya akan bekerja sama dengan para pemain untuk memastikan target medali emas menjadi kenyataan," tegas dia.