Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Ragnar Oratmangoen berbagi cerita kepada media Belgia soal konsekuensi berat yang dialaminya usai membela Timnas Indonesia.
Cerita tersebut dibagikan kepada media Gazet van Antwerpen.
Pemain 27 tahun tersebut memang kurang mendapatkan menit bermain di Liga Belgia musim ini.
Dirinya baru tampil 10 kali pada musim ini di Jupiler Pro League 2024/2025.
Selain itu, dirinya juga sudah mencetak satu gol.
Pelatih FCV Dender, Vincent Euvrard beberkan masalah Ragnar Oratmangoen selama ini.
Sang pelatih menyoroti jadwal padat bersama Timnas Indonesia.
Pemain 26 tahun tersebut kerap menghabiskan belasan jam penerbangan untuk sampai ke Indonesia.
Baca Juga: Marc Klok Soal Tiga Calon Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia: Mitchel Bakker Sulit Gabung
Ragnar Oratmangoen harus melakoni perjalanan melelahkan dan mengalami jet lag.
Pemain asal Oss tersebut baru tiba di Belgia sehari sebelum pertandingan usai melakoni perjalanan melelahkan bersama Timnas Indonesia.
"Jangan anggap ramah penerbangan dalam waktu lama," ujar Vincent dikutip dari GvA.
"Ragnar sering menghabiskan sepuluh jam di pesawat untuk pertandingan internasional semacam itu."
"Ia kemudian melakukan perjalanan yang melelahkan."
"Dan mungkin jet lag."
"Lalu terkadang kembali hanya sehari sebelum pertandingan," lanjutnya.
Ragnar Oratmangoen tidak menampik tanggapan dari pelatihnya.
Perkembangannya bersama terkadang terhambat akibat banyak pertandingan bersama Timnas Indonesia.
Namun, kesempatan tiga bulan tanpa laga Timnas Indonesia bakal jadi kesempatan pemain 26 tahun berkembang lebih jauh.
"Saya akui bahwa perkembangan saya di Dender agak melambat karena banyaknya pertandingan internasional," ujar Ragnar Oratmangoen.
"Namun, tidak ada lagi pertandingan internasional yang direncanakan untuk sepuluh pertandingan kompetisi yang tersisa," lanjutnya.
Meski begitu, dirinya tetap mencintai tugasnya bersama Timnas Indonesia.
Ragnar Oratmangoen tetap menjaga mimpi agar Timnas Indonesia berhasil lolos ke Piala Dunia 2026.
"Mohon hati-hati, saya senang bisa membela negara saya (Indonesia), itu benar-benar suatu kehormatan," ujar Ragnar.
"Awalnya, pertandingan internasional sebenarnya menguntungkan saya, karena saya butuh ritme kompetisi."
"Kemudian, itu menjadi kerugian dan membuat saya kehilangan waktu bermain di Dender."
"Saya ingin sekali pergi ke Piala Dunia bersama Indonesia dan itu masih sangat mungkin."
"Jepang tidak tertandingi di puncak grup kami, tetapi posisi kedua juga memberi kami hak untuk lolos. Kami memiliki satu poin lebih sedikit dari Australia dan berada di posisi ketiga bersama Bahrain, Tiongkok, dan Arab Saudi," tutupnya.