Pelatih kepala Jepang, Park Joo-bong, mengungkap alasan dia melakukan perombakan wakil ganda saat menghadapi China pada laga final Piala Thomas 2018.
Park Joo-bong memilih untuk memisahkan pasangan ganda putra nomor enam dunia, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, dan memasang Sonoda dengan Yuta Watanabe, yang sebetulnya bertandem dengan pemain senior, Hiroyuki Endo.
Sementara itu, Takeshi Kamura tidak diturunkan.
(Baca Juga: Ini Permintaan Presiden Amerika kepada Deontay Wilder jika Pertarungan Lawan Anthony Joshua Benar Terjadi)
Menurut Park Joo-bong, alasan utama dia melakukan strategi tersebut karena ingin mencuri satu poin dari nomor ganda.
Akan tetapi, pertaruhan Park itu belum membuahkan hasil yang diharapkan. Meski tampil bagus, duet dadakan Keigo Sonoda/Yuta Watanabe tetap gagal menyumbang poin.
Mereka kalah dari Li Junhui/Liu Yuchen dengan skor 21-17, 19-21, 20-22.
Jepang pun kalah dari China dengan skor 1-3 dalam laga final yang berlangsung di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Minggu (27/5/2018).
"Pemain ganda kami belum bermain bagus pada pertandingan sebelumnya dan kami harus melakukan sesuatu untuk memperoleh peluang saat menghadapi China," kata Park yang dilansir BolaSport.com dari The Star.
Kendati gagal mengawinkan Piala Thomas dengan Piala Uber yang sukses diraih tim putri Jepang setelah mengalahkan Thailand, 3-0, Park tetap bangga dengan pencapaian anak-anak didiknya, terutama sang pemain tunggal, Kento Momota.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Thestar.com.my |
Komentar