Pelatih Carolina Marin (pebulu tangkis tunggal putri Spanyol), Fernando Rivas mengatakan bahwa skenario persaingan tunggal putri dunia banyak mengalami perubahan setelah anak asuhnya meraih gelar juara dunia perdananya pada 2014.
Sejak pebulu tangkis asal Spanyol yang tidak memiliki tradisi kuat dalam cabang olahraga bulu tangkis merebut titel juara dunia, negara lain mulai mengubah strategi permainan.
"Sangat penting bagi pemain mana pun, terutama Marin untuk memperbarui tujuan dan beradaptasi dengan cara baru dalam bermain menyerang. Tujuannya, agar bisa menyesuaikan diri dengan lebih baik daripada lawan," kata Rivas seperti dilansir BolaSport.com dari The Hindu.
"Jika Anda meminta saya menunjukkan pemain yang menonjol saat ini adalah Tai Tzu Ying (Taiwan). Dia memiliki pukulan yang bisa mengecoh lawan, Sindhu (Pusarla Venkata Sindhu, India) dengan permainan serangnya, dan konsistensi Saina (Nehwal)," tutur Rivas.
Selain itu, ada Nozomi Okuhara (Jepang) yang sangat lincah di lapangan seperti seorang pelari.
"Ya, saya merasa bahwa Marin adalah kombinasi dari semua tipe permainan yang saya sebutkan atau dia tidak akan memiliki begitu banyak gelar," ucap Rivas.
"China selalu menghasilkan pemain yang berkualitas karena pelatihnya berkualitas dan memiliki pengetahuan tinggi. Tetapi, saya tidak terkejut ketika negara lain sudah mulai mendominasi bulu tangkis dunia sekarang. Itulah sebabnya monopoli China tidak ada lagi," ujar Rivas.
Menurut Rivas, para penggemar bulu tangkis ingin juara dunia dan Olimpiade berasal dari negara lain, bukan China.
Baca juga:
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | The Hindu |
Komentar