Kegagalan Juventus Justru Membuat Paulo Dybala Semakin Bangga

 Kegagalan Juventus menyalip keunggulan Real Madrid agar lolos ke semifinal Liga Champions ternyata membuat sang penyerang, Paulo Dybala, semakin bangga dengan I Bianconeri.

Juventus yang berhasil menang 3-1 atas Real Madrid pada laga leg kedua perempat final Liga Champions, Kamis (12/04/2018) WIB, masih harus mengakui keunggulan agregat 4-3 yang didapatkan Real Madrid.

Akan tetapi, kegagalan Juventus tersebut justru membuat sang striker, Paulo Dybala, mengaku semakin bangga dengan apa yang ditunjukkan timnya.

Dikutip BolaSport.com dari akun twitter resmi sang pemain, Dybala menulis,"Usai malam ini saya bahkan lebih bangga lagi dari sebelumnya, karena saya menjadi bagian dari Juventus."

Dopo questa serata sono ancora più orgoglioso e fiero di far parte di questo gruppo

— Paulo Dybala (@PauDybala_JR) April 11, 2018

(Baca Juga: Real Madrid Terancam Kehilangan Sergio Ramos pada Laga Semifinal Liga Champions)

Dalam laga leg kedua tersebut Dybala memang tak bisa membela Juventus akibat terkena hukuman larangan bermain.

Hal tersebut lantaran saat laga leg pertama pada Rabu lalu (04/04/2018) ia dianggap melakukan pelanggaran kepada bek Real Madrid, Dani Carvajal, yang berbuntut kartu kuning kedua.

Sebelumnya, Dybala dianggap melakukan diving di kotak penalti Real Madrid pada babak pertama yang kemudian diganjar kartu kuning.

Giorgio Chiellini Tanyai Raphael Varane, Apakah Real Madrid Bayar Wasit? https://t.co/LHzTlreRXO

— BolaSport.com (@BolaSportcom) April 12, 2018

Hasil pertandingan perempat final ini tentu tak mudah diterima bagi seluruh pilar Juventus.

Juventus yang mampu membalas ketertinggalan tiga gol melalui Mario Mandzukic (2', 37') dan Blaise Matuidi (61'), harus rela tersingkir gara-gara tendangan penalti kontroversial di pengujung laga.

 

Induk Sepak Bola Internasional, FIFA, mulai mepertimbangkan dan mereformasi sistem peminjaman pemain yang dilakukan oleh para klub Eropa. FIFA dilaporkan sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk mereformasi sistem peminjaman pemain. Selain mempertimbangkan reformasi, ada opsi bahwa sistem peminjaman pemain akan dihapuskan sama sekali. Semula gagasan di balik sistem peminjaman pemain adalah memaksimalkan kemampuan pemain muda agar lebih berkembang dengan klub yang lebih berada pada level yang lebih rendah. Namun, FIFA percaya bahwa saat ini sistem tersebut lebih digunakan untuk mengeksploitasi pemain. Bagaimana menurut bolasporter? #loan #players #fifa #atalanta #juventus #internazionale #chievo #torino

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on Apr 11, 2018 at 7:30am PDT