Mesut Oezil memutuskan pensiun dari timnas Jerman setelah merasakan tekanan isu rasialisme dari petinggi Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) dan sejumlah pihak lain, termasuk suporter mereka.
Dalam pernyataan tertulis via Twitter pada Minggu (22/7/2018), Mesut Oezil mencurahkan keputusan itu dalam 2.320 kata yang terdiri atas tiga bagian.
Gelandang serang Arsenal tersebut menyerang Presiden DFB, Reinhard Grindel, dan sejumlah pihak lain yang dinilai melakukan diskriminasi rasial terhadapnya.
Oezil merasa mendapatkan standar ganda karena statusnya sebagai pesepak bola Jerman keturunan Turki.
The past couple of weeks have given me time to reflect, and time to think over the events of the last few months. Consequently, I want to share my thoughts and feelings about what has happened. pic.twitter.com/WpWrlHxx74
— Mesut Özil (@MesutOzil1088) 22 Juli 2018
Turki punya sejarah sebagai negara pengirim imigran yang besar ke wilayah Jerman.
Oezil diserang berbagai kubu setelah pertemuan dia, Ilkay Guendogan, dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada Mei lalu.
(Baca juga: Duit Bukan Magnet Utama Penarik Pemain Bintang ke Liverpool)
Pertemuan itu dianggap sikap politis Oezil yang memihak Turki sebagai negara leluhurnya.
Situasi diperparah dengan performa buruk Oezil cs saat membela timnas Jerman yang hancur di Piala Dunia 2018.
Dia pun dianggap sebagai kambing hitam hingga mencuatkan kembali asal-usul Oezil yang bukan murni berdarah Jerman.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | twitter.com, mirror.co.uk |
Komentar