Pebalap Ducati, Andrea Dovizioso, memang memenangi seri pertama GP Qatar, namun dia tetap merasa was-was ketika melawat ke Argentina.
"Hubungan yang saya miliki dengan trek ini aneh. Tahun pertama sangat buruk, lalu sangat bagus, ini sulit," kata Dovizioso dikutip BolaSport.com dari MotoGP.
Dovizioso memang baru dua kali finis di posisi 10 besar dalam empat penampilannya di Autodromo Termas de Rio Hondo.
Pada penampilan pertama, Dovizioso hanya finis di posisi kesembilan. Namun pebalap Ducati tersebut sukses menjadi runner-up pada musim berikutnya.
Sedangkan pada dua musim terakhir, Dovizioso selalu dibuat gigit jari ketika tampil di GP Argentina.
(Baca Juga: Pebalap Moto3 Ini Sukses Bikin Atraksi Sekaligus Tirukan Teknik Balapan Milik Marc Marquez)
Setelah ditubruk oleh rekan setimnya, Andrea Iannone, di lap terakhir pada musim 2016, Dovizioso kembali menjadi korban pebalap lain pada musim berikutnya.
Terjatuhnya Aleix Espargaro (Aprilia) yang saat itu berada di belakangnya membuat Dovizioso kembali terlempar keluar lintasan.
Sharing a joke in the #ArgentinaGP press conference today! @AndreaDovizioso leads the way at Termas #ad04 #forzaducati pic.twitter.com/cqhKZjTp39
— Ducati Motor (@DucatiMotor) April 5, 2018
Tapi Dovizioso tidak mau rasa pesimis merusak persiapannya dan meyakini bahwa dirinya punya kesempatan.
"Saya pikir motor kami lebih baik daripada tahun lalu dan kami bisa menjadi kompetitif," ucap Dovizioso.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | MotoGP.com |
Komentar