Penghapusan kelas 62 kg di cabang olahraga angkat besi pada Asian Games 2018 oleh Federasi Angkat Besi Asia mendapat respons dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.
Imam mengirimkan surat kepada Presiden Olympic Council of Asia (OCA) Sheikh Ahmad Al-Fahad Al-Sabah, Kamis (22/2/2018) sore yang isinya meminta pimpinan tertinggi komite olahraga negara di Asia menolak Keputusan Presiden Federasi Angkat Berat Asia tersebut.
Pencoretan kelas 62 kg putra tertuang dalam surat edaran yang dikeluarkan Asian Weightlifting Federation (AWF) tertanggal 11 Februari 2018.
Surat edaran tersebut ditandatangani langsung oleh Presiden AWF, Mohamed Yousef Almana, dan Sekretaris Jenderal Boossaba Yodbangtoey.
(Baca juga: Proses Pengadaan Barang Jadi Sorotan Inapgoc Jelang Asian Para Games 2018)
Dalam suratnya, Imam menyebutkan salah satu pertimbangan untuk menolak ini karena pada saat Rapat Koordinasi Komite Olimpiade Asia yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 14 Januari lalu tidak membahas hal yang berkaitan dengan penambahan atau pengurangan perubahan nomor tanding pada Asian Games 2018.
Lebih lanjut dalam suratnya, Imam mengatakan bahwa dia akan sangat menghargai apabila Presiden OCA dapat mempertimbangkan untuk tetap memasukkan nomor tanding 62 kg pada Asian Games 2018 nanti.
Sebagaimana diketahui, jika nomor tanding 62 kg pada cabang olahraga angkat berat dihapus akan menjadi pukulan telak bagi kontingen Indonesia.
Pasalnya, di nomor tanding itu Indonesia menargetkan medali emas melalui Eko Yuli Irawan.
Atlet asal Lampung itu adalah peraih medali perak pada Olimpiade di Rio de Janeiro 2016 lalu dan menjadi lifter terkuat yang dimiliki Indonesia saat ini di kelas 62 kg.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | KEMENPORA |
Komentar