Ada gelagat aneh dari Petra Mandagi yang merupakan salah satu atlet paralayang korban meninggal dunia dalam gempa Donggala.
Jenazah Petra Mandagi berhasil dievakuasi oleh Basarnas pada hari Senin (1/10/2018) sekitar pukul 16.36 WITA.
Petra Mandagi ditemukan dibalik reruntuhan Hotel Roa-Roa yang menjadi tempat dia menginap.
Menurut sesama atlet paralayang lain, Franco Alexander Kullit, ada sikap tak biasa yang ditunjukkan Petra seusai menjalani latihan dua hari sebelum bertolak ke Palu, Sulawesi Tengah.
Franco menuturkan bahwa Petra sempat mengajak tim untuk mengobrol sampai pukul 2 pagi.
(Baca juga: Cerita Peraih Medali Emas Asian Games 2018 yang Bisa Selamat dari Gempa Donggala)
Hal tersebut terasa janggal lantaran tak biasanya Petra mengajak rekan-rekannya mengobrol lama hingga pagi. Padahal, mereka sudah sejak pagi latihan di Tetempangan Hill kala itu.
"Kak Petra juga tak biasanya ajak saya tandem. Saya bilang tak usah, saya bawa parasut saja," ujar Franco yang dikutip BolaSport.com dari Tribun Manado.
"Tetapi, dia memintanya. Saya juga diajak main catur malam itu," kata Franco menambahkan.
Petra Mandagi menjadi satu dalam tim penerbang paralayang dan X-Country dari Pulau Jawa, Jakarta, Surabaya, dan Makassar yang mengikuti ajang Festival Pesona Palu, Lamoni di Pantai Talise, Kota Palu
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | manado.tribunnews.com |
Komentar