Gelisah dengan kesalahan gerakan dasar atlet membuat mantan sprinter nasional Indonesia, Suryo Agung Wibowo, membuka sekolah lari.
Pria yang masih menyandang status sebagai manusia tercepat Asia Tenggara tersebut mendirikan Suryo Agung Running School (SARS) sebagai wadah untuk memperkenalkan gerakan dasar lari yang benar.
"Kegelisahan itu muncul pada 2016. Berdasarkan pengalaman di level timnas saat menjadi pelatih strength and conditioning, saya melihat gerak dasar sekelas atlet nasional ternyata kacau," kata Suryo ditemui BolaSport.com di Kawasan Gandaria, Jakarta, Selasa (13/11/2018).
"Bisa dibilang atlet nasional yang gerakannya salah itu banyak dan hampir semuanya. Jadi saat mereka mau tes fisik, pemanasan, dan koordinasi gerakan, istilahnya saya sedih melihatnya," ucap Suryo.
Nama Suryo Agung akan selalu tercatat dalam sejarah atletik Tanah Air, bahkan Asia Tenggara. Dia adalah pemegang rekor lari nomor 100 meter dengan catatan 10,17 detik, yang dia buat pada SEA Games 2009 di Laos.
Pria kelahiran 8 Oktober 1983 tersebut juga masih tercatat sebagai pemegang rekor nasional untuk nomor lari 200 meter dengan catatan 20,76 detik.
Suryo menyebut rekor 10,17 detik miliknya merupakan suatu pembuktian karena saat turun pada SEA Games 2009 dia sempat dipandang sebelah mata.
Ketika itu, Suryo juga dibilang sudah tua dan akan sulit untuk berprestasi. Nyatanya, meski sudah berusia 25 tahun lebih, Suryo masih bisa mencatat prestasi. Hingga saat ini, rekornya bertahan hampir selama 10 tahun.
"Jadi, kami tarik mundur kalau kondisinya seperti it, pelatih masing-masing cabor akan kesulitan mengembangkan bakatnya," ucap pria berusia 35 tahun ini.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar