Samir Nasri menjadi tokoh kejutan ketika namanya masuk dalam skuat yang dibawa manajer Manchester City, Pep Guardiola, dalam tur pramusim di Amerika Serikat (AS). Sebab, gelandang serang yang musim lalu dipinjamkan ke Sevilla itu memang diperkirakan tidak akan ikut.
Guardiola membawa Nasri dengan tujuan agar pemain Prancis itu tetap bugar jelang musim yang baru. Dengan demikian, klub mana pun yang akan membelinya tidak akan mendapatkan pemain yang kelebihan berat badan atau tidak bugar.
Nasri bahkan diturunkan pada babak kedua ketika City kalah 0-2 dari Manchester United di Houston, 21 Juli 2017.
Meski Guardiola membawanya, bukan berarti kehadiran Nasri membuat girang semua rekannya.
Beberapa dari pemain City tidak suka dengan tingkah Nasri yang arogan dan yakin seharusnya pemain berusia 30 tahun itu ditinggalkan saja di Manchester.
Baca juga:
- Mantan Pemain Manchester United Alami Perlakuan Rasialis
- Anthony Martial Layak Disandingkan dengan Lukaku
- Jamie Vardy Ikut Bicara Soal Rumor Riyad Mahrez
Sebuah sumber yang dekat dengan ruang ganti City mengatakan kepada The Telegraph: “Beberapa pemain bahkan tidak mengerti mengapa Nasri harus ikut ke AS. Dia sombong dan tidak peduli dengan orang lain."
"Nasri tahu ia akan pergi dan seharusnya ia tidak ikut dalam tur pramusim. City tidak sabar lagi untuk menjualnya,” ujarnya melanjutkan.
Sepanjang musim lalu, Nasri dipinjamkan ke klub La Liga Spanyol, Sevilla.
Awalnya, City meminta bayaran 21 juta pounds atau lebih dari 363 miliar rupiah. Di City, Nasri mendapat bayaran 170 ribu pounds per pekan atau nyaris 3 miliar rupiah.
Kontraknya akan habis dalam dua musim ke depan.
Akan tetapi, City akhirnya menurunkan harga banderol menjadi 10 juta pounds saja. Penyebabnya, ada ancaman bahwa ia terlibat kasus doping.
Sriwijaya FC Bakal Punya Pelatih Baru di Putaran Kedua Liga 1 -
— BolaSport.com (@bolasportcom) July 24, 2017
https://t.co/a9oT6Hog8Q pic.twitter.com/N6m68RlNzy
Pada Desember tahun lalu, ketika masih bermain di Sevilla, Nasri diduga melanggar aturan antidoping dengan menerima cairan melalui infus di klinik Drip Doctors di Los Angeles.
Dugaan sementara adalah cairan yang masuk dalam tubuh Nasri adalah untuk kekebalan, dengan salah satu dari cairan tersebut adalah satu liter larutan hidrasi.
Akibatnya, badan antidoping Spanyol, AEPSAD, melakukan penyelidikan.
Di bawah aturan dari World Anti-Doping Agency (WADA), jumlah terbanyak cairan melalui infus adalah 50 mililiter, kecuali kalau ada alasan medis yang mendasari, misalnya karena dirawat di rumah sakit.
Cairan yang masuk ke dalam tubuh Nasri selama di LA mencapai satu liter dan ia bisa saja terkena skorsing jangka panjang jika memang terbukti bersalah.
Editor | : | Aulli Reza Atmam |
Sumber | : | The Telegraph |
Komentar