Perjalanan karier pemain depan Manchester United, Romelu Lukaku, ternyata tak lepas dari andil sang ayah, Roger Lukaku.
Berikut fakta-fakta besarnya peran Roger Lukaku bagi pemain asal Belgia ini.
Berasal dari Keluarga Sepak Bola
Dalam keluarga Lukaku, ternyata tak hanya pemain nomor punggung 9 ini yang menjamah lapangan hijau.
Roger Lukaku, ayah striker Manchester United ini, adalah mantan penyerang tengah di Zaire.
Adik Lukaku, Jordan, juga seorang pemain sepak bola. Jordan Lukaku menjadi full-back SS Lazio sejak 2016.
Pada tahun 2011, kakak-beradik Lukaku ini pernah berada dalam satu tim, Anderlecht dan sama-sama memperkuat timnas Belgia di Piala Eropa 2016.
Romelu Lukaku dididik dengan sangat disiplin
Mantan pemain Chelsea ini dibesarkan dengan sangat disiplin oleh sang ayah.
Roger berpesan pada Romelu, "Kamu harus selalu punya target dan melakukan semuanya untuk meraihnya."
Berpedoman pada pesean sang ayah, Romelu melakukan pembuktian dengan rajin ke sekolah.
Romelu Lukaku ingin menunjukkan bahwa ia memiliki kualitas, baik intelektual maupun sebagai pesepak bola.
Menyukai Bola Sejak Usia Dini
Pesepak bola kelahiran Antwerp itu ingin menjadi pesepak bola sejak usia 6 tahun.
Minat besar tersebut muncul karena melihat ayahnya merumput di lapangan.
Peran Peter Smeets dan Roger Lukaku bagi Romelu
Peter Smeets, asisten Romelu, memiliki peran penting dalam kehidupan pesepak bola ini.
Smeets sering membantu Romelu untuk mengatur jadwal, baik sekolah maupun latihan sepak bola.
Smeets pun menjadi tempat Romelu berkeluh kesah.
Pengaruh Roger Lukaku sebagai ayah pun juga tak kalah besar.
Terlihat ketika tahun 2010 Chelsea akan menggaet Romelu, sang ayah yang turun tangan untuk memberi keputusan.
"Saya terkejut. Semuanya saya serahkan pada ayah," ujar Romelu ketika ditanya tentang penawaran 10 juta pounds dari Chelsea.
Kedisplinan yang ditanamkan sang ayah juga membentuk Romelu menjadi seorang dengan keyakinan yang taat.
Romelu bahkan batal mendapat gelar Man of the Match pada laga derbi Manchester di International Champions Cup beberapa waktu lalu karena sebagai Muslim (menurut sejumlah media Inggris), ia tidak diperbolehkan untuk berfoto dengan alkohol.
Pemain MU ini pun masuk ke dalam daftar pemain yang tak boleh berfoto dengan minuman beralkohol di turnamen tersebut, selain juga pemain-pemain di bawah usia 21 tahun.
Kebetulan, sponsor pertandingan saat itu adalah Heineken yang bergerak di bidang produksi bir.
Alhasil, pihak penyelenggara pun mengganti Lukaku dengan Henrikh Mkhitaryan sebagai Man of the Match.
Artikel ini telah diedit untuk meluruskan berita dari sejumlah tabloid/koran di Inggris yang menyebut bahwa Romelu Lukaku seorang muslim.
Editor | : | Aulli Reza Atmam |
Sumber | : | Mirror, the guardian, Goal |
Komentar