Ungkapan buah jatuh tak jauh dari pohonnya terkadang ada benarnya.
Hal seperti itu juga kadang terjadi di dunia sepak bola. Banyak pesepak bola yang berkarier mengikuti jejak sang ayah.
Dilansir BolaSport.com dari Sportskeeda inilah 5 pesepak bola yang berhasil melampaui sang ayah.
Ayah dari Javier "Chicharito" Hernandez memiliki nama seperti sang ayah yaitu Javier Hernandez Senior.
Chicharito adalah generasi ke-3 dari keluarga Javier Hernandez yang menggeluti dunia sepak bola.
Javier Hernández Sr. and Javier Hernández Jr. pic.twitter.com/PYLfVYVALY
— Jorge Díaz (@Jorge_Diaz11) June 18, 2017
Sebelumnya sang kakek, Tomas Balcazar pernah membela timnas Meksiko pada tahun 1950.
(BACA JUGA: Selain Jerman, 4 Negara ini Bisa Bentuk 2 Tim Nasional karena Pemain Melimpah!)
Namun, dari segi prestasi Javier "Chicharito" Hernandez lebih sukses.
Chicharito memenangi 2 gelar bersama Manchester United dan membantu Real Madrid memenangi gelar Piala Dunia antar Klub.
Selain itu Chicharito juga menjadi top scorer bagi Bayer Leverkusen dengan 26 gol pada musim 2016-2017.
Chicharito juga menjadi top scorer timnas Meksiko dengan 49 gol.
Mantan pemain Chelsea dan Barcelona, Eidur Gudjohnsen juga memiliki seorang ayah pesepak bola, Arnor Gudjohnsen.
Sepak bola Islandia tidak pernah menghasilkan talenta hebat sebelum Arnor Gudjohnsen bermain untuk klub Belgia, Anderlecht, pada tahun 1980.
Namun, kariernya baru menanjak ketika ia menjadi top scorer Liga Belgia pada musim 1986-1987.
Pada 24 April 1996 terjadi laga spesial saat Arnor digantikan oleh Eidur Gudjohnsen pada laga persahabatan internasional saat Islandia melawan Estonia.
Sayang, keduanya tidak sempat bermain bersama karena Eidur mengalami cedera parah dan Arnor pensiun.
Karier Eidur lebih cemerlang dibandingkan sang ayah.
Eidur bahkan menjadi top scorer sepanjang masa Islandia dengan 26 gol dari 88 penampilan.
(BACA JUGA: 5 Hal ini Bisa Menjadi Alasan Lionel Messi Tinggalkan Barcelona)
Selain itu Eidur juga memenangi 2 gelar Liga Inggris saat membela Chelsea.
Setelah pindah ke Barcelona, Eidur juga memiliki peran saat Barca memenangi treble pada musim 2008-2009.
Eidur kemudian berpindah ke beberapa klub sebelum pensiun pada usia 39 tahun di Molde.
3. Piere-Emerick Aubameyang
Saat mendengar nama Aubameyang mungkin yang terbayang pertama kali adalah striker Borussia Dortmund, Piere-Emerick Aubameyang.
Namun, Aubameyang Junior memiliki ayah seorang mantan pesepak bola bernama Pierre Francois Aubameyang yang akrab dipanggil Yaya.
Yaya juga pernah tampil untuk negaranya, Gabon, sebanyak 80 kali sebagai seorang bek.
Yaya sempat bermain untuk beberapa klub di Liga Prancis walau terhitung kurang sukses.
Setelah gantung sepatu, Yaya menjadi seorang pemandu bakat di AC Milan.
Aubameyang Junior sempat menimba ilmu di Milan namun dilepas ke St Etienne di Liga Prancis setelah gagal menembus tim utama Rossoneri.
(BACA JUGA: Freesteyler Cantik ini Bikin Cowok Rela Dikolongin)
Namun Piere-Emerick Aubameyang mampu meraih kesuksesan di Dortmund.
Musim 2016-2017 Aubameyang junior menjadi top scorer Liga Jerman dan pemain terbaik Afrika.
Legenda Chelsea, Frank Lampard ternyata memiliki darah sepak bola dari sang ayah, Frank Lampard Senior.
Frank Lampard Senior menghabiskan 18 tahun karier sepak bola di West Ham United.
Bersama West Ham United, Lampard Senior memenangkan dua gelar Piala FA.
Happy 68th birthday to Frank Lampard Sr, capped twice by England while with West Ham United. #ENG #WHU #3lions pic.twitter.com/S72rw10mV8
— England Memories (@EnglandMemories) September 20, 2016
Mengikuti jejak sang ayah, Frank Lampard menimba ilmu di akademi West Ham United.
Frank Lampard justru menjadi legenda saat bersama Chelsea.
Lampard menjadi top scorer sepanjang masa Chelsea dengan 211 gol.
Bersama The Blues, Frank Lampard memenangi 3 gelar Liga Inggris, 4 Piala FA, termasuk 1 gelar Liga Champions untuk Chelsea.
Cesare Maldini adalah ayah dari Paulo Maldini yang merupakan legenda sepak bola Italia.
Cesare Maldini memenangi 4 gelar Liga Italia dan 1 gelar Piala Champions (Liga Champions saat ini).
Cesare berposisi sebagai seorang sweeper (libero) yang merupakan posisi lazim pada masa itu.
Paolo en Cesare #Maldini. #ACMilan pic.twitter.com/AOyn0mFjuJ
— Jurrien Koop (@jurrien_koop) August 4, 2017
Posisi sweeper berada di belakang bek, yang dapat membantu pertahanan maupun memulai serangan.
Sementara itu Paulo Maldini menjalani debut untuk AC Milan saat berusia 16 tahun.
Paulo Maldini berkarier selama 25 tahun bersama AC Milan.
Paulo Maldini memenangi 7 gelar Liga Italia dan 5 gelar Liga Champions.
Secara keseluruhan Paulo Maldini memainkan 902 laga untuk AC Milan.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Twitter.com, Sportskeeda.com |
Komentar