Jatuh sudah korban ketiga keganasan Liga Inggris 2017-2018. Ronald Koeman didepak dari kursi pelatih Everton pada Senin (23/10/2017).
Ronald Koeman dipecat Everton akibat rentetan hasil buruk yang dialami klub beralias The Toffees.
Sampai pekan kesembilan, Everton terjerumus ke zona degradasi pada peringkat ke-18.
Raihan 8 poin jelas tak sebanding dana 142,3 juta pounds (Rp 2,5 triliun) yang digelontorkan klub untuk pembelanjaan pemain pada bursa musim panas.
Pria Belanda berusia 54 tahun itu menyusul Frank de Boer (Crystal Palace) dan Craig Shakespeare (Leicester) yang dipecat lebih dulu musim ini.
(Baca Juga: Alasan AC Milan Harus Pertahankan Vincenzo Montella, Setuju?)
Pendepakan Koeman mewujudkan skenario The Sack Race atau prediksi pemecatan pelatih menurut data Paddy Power yang dikutip BolaSport.com.
Dalam daftar tersebut, Koeman menempati peringkat teratas kandidat tervaforit untuk dipecat setelah Everton dihantam Arsenal 2-5, Minggu (22/10/2017).
Siapa lagi pelatih yang bakal menyusul Koeman angkat koper?
Berikut lima kandidat di antaranya. Jangan kaget kalau meleset atau ada sosok yang tak terduga!
1. Slaven Bilic (West Ham United)
Bukan kejutan apabila Slaven Bilic kehilangan jabatan di West Ham United akhir pekan nanti.
Seperti halnya Everton, West Ham dibawa Bilic terjerumus menuju papan bawah meski dibekali bujet belanja relatif besar.
Posisi ke-16 di klasemen Liga Inggris tidak sebanding dengan antusiasme awal musim berkat kehadiran Joe Hart, Marko Arnautovic, Javier "Chicharito" Hernandez, dan Pablo Zabaleta sebagai pemain anyar.
2. Mark Hughes (Stoke City)
Manajemen Stoke City menolak panik setelah klub menelan kekalahan 1-2 saat menjamu Bournemouth (21/10/2017).
Pelatih Mark Hughes secara tenang menganggap Stoke belum masuk masa krisis.
Kalem sih boleh, tapi Hughes melawan fakta bahwa klubnya cuma menang sekali dalam 7 partai terakhir di liga.
Stoke pun terjerumus ke peringkat ke-17 sehingga kabar pemecatan pekan depan untuk Hughes bisa jadi lazim saja.
3. Sean Dyche (Burnley)
Sensasi kemenangan 3-2 atas Chelsea pada pekan perdana menjadi kiprah pembuka luar biasa bagi Burnley.
Akan tetapi, mereka lantas cuma memetik dua kemenangan dalam 8 partai selanjutnya.
Rada ajaibnya, pasukan Sean Dyche masih mampu berada di peringkat ke-8, setingkat di atas Liverpool dengan modal cuma 13 poin.
Karena itu, peluang pemecatan Dyche bisa jadi disebabkan karena minimnya gairah di kubu Burnley saja.
4. Mauricio Pellegrino (Southampton)
Gol tunggal Sofiane Boufal ke gawang West Bromwich Albion akhir pekan lalu sepertinya membuat napas Mauricio Pellegrino lebih lega.
Southampton kembali ke jalur kemenangan setelah gagal meraup tripoin dalam tiga gim sejak medio September.
(Baca Juga: Inilah Pembeda AC Milan dengan Tim 5 Besar Klasemen Liga Italia)
Pellegrino baru menggantikan posisi Claude Puel beberapa pekan sebelum start Liga Inggris musim ini.
Karena itu, mungkin masih wajar bila Soton terpaku di peringkat ke-10 sampai pekan kesembilan.
5. Antonio Conte (Chelsea)
Andai partai Chelsea kontra Watford berakhir pada menit ke-70, Antonio Conte barangkali selangkah lagi menuju pintu pemecatan.
Untung bagi Conte, Michy Batshuayi dan Cesar Azpilicueta mencetak gol tambahan hingga Chelsea bangkit dari defisit 1-2 dan memenangkan The Blues 4-2 dalam 20 menit pamungkas.
Toh, Conte belum aman sepenuhnya karena Chelsea semakin tercecer dalam persaingan gelar juara.
Si Biru terpaut minus 9 angka dan 3 anak tangga dari pemimpin klasemen, Manchester City.
6. Juergen Klopp (Liverpool)
Juergen Klopp masuk daftar? Yang benar saja?
Anda tentu bisa memahaminya setelah melihat papan klasemen saat ini.
Liverpool menghuni peringkat ke-9 dan tak pernah menang dalam tiga partai liga terakhir.
Kehancuran 1-4 di tangan Tottenham Hotspur pada duel terbaru ibarat menambah beban ratusan kilogram di pundak Klopp.
Tak cukup dengan permainan menyerang nan atraktif karena gaya tersebut belum mampu membawa Liverpool sejajar dengan para kandidat juara sementara ini.
(Baca Juga: Penyelamatan David de Gea 2017 dan 2016 Lawan Liverpool, Mana Lebih Brilian?)
Klopp semakin tak populer karena keras kepala dengan mengabaikan kebutuhan Liverpool memperkuat lini pertahanan.
Jangan kaget kalau manajer bergaya rock and roll itu sudah meninggalkan Anfield saat memasuki November andai Liverpool dipermalukan Huddersfield pada duel pekan ke-10, Sabtu (28/10/2017).
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | BolaSport.com, Premierleague.com, telegraph.co.uk, Goal.com/en |
Komentar