Pelatih AS Roma, Eusebio Di Francesco, pernah menyebut Zdenek Zeman sebagai inspirasi terbesarnya.
Penulis: Sem Bagaskara
Ia sedikit memodifikasi sistem 4-3-3 milik Zeman yang masyhur berkat pendekatan sepak bola ultraofensif bernama Zemanlandia.
"Zeman selalu menyerang lewat setiap pergerakan. Saya punya gaya sendiri. Menyerang bagus, tapi tidak setiap waktu, suatu saat Anda harus menanti momen terbaik," kata Di Francesco.
Sistem yang dikembangkan Di Francesco membuat timnya bermain tajam.
Sassuolo asuhannya pernah dua kali mengalahkan raksasa Italia, AC Milan, dengan skor 4-3.
(Baca Juga: Anggota Timnas Belanda yang Gagal Lolos Piala Dunia 2002, di Mana Mereka Sekarang?)
Berbekal materi yang lebih bagus di AS Roma, sepak bola atraktif ala Di Francesco kian mengerikan.
Dalam empat laga terakhir di Serie A, Roma selalu menang dengan skor meyakinkan, masing-masing atas Verona (3-0), Benevento (4-0), Udinese (3-1), dan Milan (2-0).
Kinerja apik trisula terdepan menjadi kunci agresivitas Roma. Diego Perotti dan Stephan El Shaarawy menjanjikan unsur kecepatan.
Edin Dzeko lantas menjadi muara serangan Tim Serigala.
Musim ini, Dzeko telah mengemas tujuh gol alias nyaris separuh dari total gol Roma di Serie A. Bicara tridente mematikan, Roma punya saingan.
(Baca Juga: Inilah Alasan Timnas Indonesia Tak Bisa Berpartisipasi di Kualifikasi Piala Asia 2019)
Napoli, yang juga memakai pola 4-3-3, punya trio tajam Jose Callejon, Dries Mertens, dan Lorenzo Insigne.
Mertens menjadi sorotan utama karena ia berstatus sebagai pemain tertajam Partenopei.
Namun, jangan sepelekan peran Insigne. Serangan Napoli sangat sering dibangun dari sisi kiri, persentasenya sebesar 48 persen.
Bandingkan dengan konstruksi serangan di sektor kanan, yang cuma sebesar 28 persen.
Via kemampuannya mendribel bola, Insigne kerap memancing pemain bertahan lawan untuk mengerubunginya.
Dalam situasi semacam itu, lubang akan tercipta di sektor defensif musuh.
"Mereka membangun permainan dari satu sisi lapangan dan menyelesaikannya di sisi yang lain, mirip seperti terminologi weak side dalam bola basket," kata Di Francesco mengomentari permainan Napoli.
Ujian berat akan dihadapi bek kanan Roma yang biasa ditempati Bruno Peres atau Alessandro Florenzi.
"Saya cemas jika melihat Bruno Peres menghadapi Insigne. Saya rasa Florenzi akan menjadi solusi terbaik di sektor bek kanan," kata eks pemain Roma, Angelo Di Livio, di La Roma 24.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar